
Sepanjang 2022, PHE Catatkan Laba Bersih Rp 68 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Subholding Upstream Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan laba bersih sebesar US$ 4,6 miliar (unaudited) atau Rp 68,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.913 per US$) sepanjang 2022.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro mengatakan perusahaan mengantongi pendapatan sebesar US$ 16 miliar atau Rp 238 triliun pada 2022 lalu. "Pendapatan kita US$ 16 miliar. Laba bersih belum closing, US$ 4,6 miliar (unaudited)," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (10/4/2023).
Di samping itu, perusahaan juga berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Adapun manajemen akan menawarkan saham sebesar 10%-15%.
Sejauh ini, perusahaan telah menyelesaikan laporan keuangan per Juni 2022 dan sertifikasi cadangan yang dimilikinya dalam rangka mempersiapkan IPO tahun ini. PHE sendiri menargetkan total dana yang terhimpun dari IPO sebesar US$ 1,5 miliar. "US$ 1,5 miliar target (untuk mendapatkan dana segar dari IPO)," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan alasan dibalik pentingnya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melantai ke bursa saham melalui Initial Public Offering alias IPO. Hal ini dilakukan supaya perusahaan mendapatkan sumber pendanaan untuk kegiatan pencarian cadangan minyak baru.
Menurut Erick pencarian dana melalui IPO untuk kegiatan eksplorasi dilakukan mengingat perusahaan migas pelat merah ini mempunyai keterbatasan pendanaan. Di sisi lain, kebutuhan impor untuk minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
"Artinya BBM kebutuhannya makin tinggi. Nah artinya apa? Kalau Pertamina tidak bisa memaksimalkan produksinya karena kekurangan uang, ini kan momentum yang nanti tidak datang dua kali, apalagi sekarang teknologi sumur tua itu makin hari makin canggih, itulah kenapa kita dorong Pertamina itu untuk mencari dana," ujar Erick saat ditemui usai acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2023, dikutip Rabu (1/3/2023).
Ia pun berharap dengan adanya kegiatan pengeboran sumur eksplorasi maupun pengembangan dapat meningkatkan produksi migas Pertamina. Apalagi Pertamina juga pernah mempunyai cerita sukses di Blok Rokan, meski sempat mengalami kegagalan di Blok Mahakam lantaran transisinya yang kurang begitu mulus.
"Nah kita harapkan sumur sumur tua lain segera dieksplorasi apakah tadi yang Pertamina apakah yang dari private sektor, sekarang kan banyak juga yang menghasilkan minyak dari private sektor dan sudah go public juga, jadi jangan dibunyikan sebagai ini liberalisasi. Kalau liberalisasi apa yang private sektor boleh kenapa kita ga boleh?," Katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHE Catat Pertumbuhan Produksi Migas Hingga 8% dalam 10 Tahun