Isi Pertalite Tak Dibatasi, Siap-Siap Subsidi BBM Jebol Lagi

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
10 April 2023 19:10
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini masih menggodok peraturan dalam hal ini Peraturan Presiden No. 191 yang mengatur siapa saja yang berhak untuk menerima Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM Bersubsidi Pertalite (RON 90).

Seperti yang diketahui, jika BBM bersubsidi khususnya Pertalite masih bebas dikonsumsi siapa saja, dan belum terbatas siapa saja yang berhak menerima BBM Bersubsidi tersebut atau yang termasuk dalam Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dengan begitu, ada potensi untuk konsumsi BBM yang berlebihan atau melebihi kuota.

Hal itu seperti yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji. Dia mengatakan bahwa persediaan BBM untuk Hari Raya Idul Fitri (RAFI) tahun 2023 ini sudah ditingkatkan dari persediaan yang ditentukan di tahun lalu.

"Jadi gini, totalnya ini untuk BBM yang subsidi, sekarang yang 2 jenis untuk RAFI ini. Itu totalnya lebih besar dari tahun sebelumnya perkiraan kami," jelas Tutuka saat ditemui di gedung BPH Migas, Jakarta, Senin (10/4/2023).

Adapun, Tutuka juga menyebutkan bahwa konsumsi BBM JBKP tahun ini akan lebih besar bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga dengan begitu, dia menjelaskan bahwa nantinya subsidi yang dikerahkan oleh pemerintah juga akan lebih besar dari tahun lalu.

"Jadi ini akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Tapi kalau yang subsidi tadi, kemungkinan lebih besar dari sebelumnya. Selama setahun nanti kan. Akan lebih besar dari tahun sebelumnya, untuk JBKP," tegasnya.

Alasan di balik lebih besarnya konsumsi dan subsidi yang dikerahkan oleh pemerintah, Tutuka menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh kembali normalnya kegiatan dan rutinitas setelah pandemi Covid-19.

"Karena sudah kembali ke normal kan, jadi kita prediksi lebih dari sebelumnya, termasuk LPG, Solar, Pertalite lebih besar," tandasnya.

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) memprediksi penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite bakal melonjak hingga 10%, terutama pada puncak arus mudik Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2023.

Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra mengatakan kebutuhan Pertalite pada hari raya lebaran 2023 bakal melonjak 6-10% dibandingkan kondisi normal.

"Kalau Pertalite perkiraan kami akan naik 6-10% dari kondisi normal," ujar dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (10/4/2023).

Namun, penjualan untuk Solar subsidi justru diprediksi bakal mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi lantaran pada hari raya Idul Fitri, pemerintah biasanya akan melarang kendaraan jenis tertentu. "Kedua, industri-industri banyak yang tutup jadi kebutuhan Solar untuk industri bersifat berkurang," kata dia.

Meski begitu, ia memastikan kesiapan pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta LPG selama arus mudik lebaran 2023. Bahkan perusahaan pelat merah ini bakal menyiapkan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina yang standby selama 24 jam penuh.

Menurut Mars setidaknya akan ada 123 juta orang pemudik yang bakal meramaikan libur lebaran tahun ini. Oleh sebab itu, pihaknya telah menyiagakan 1500 outlet SPBU yang beroperasi 24 jam penuh.

"Ada 1500 lokasi SPBU yang kami siapkan 24 jam ada juga 5.000 agen-agen kami untuk standby selama perayaan mudik ini dan kami juga siapkan 391 unit sepeda motoris, ini adalah kesiapan dan sarana fasilitas untuk outlet melayani langsung ke masyarakat," kata Mars.

Selain itu, Mars juga menyebut bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi berkala pada infrastruktur perusahaan. Misalnya di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), mobil tangki, dan awak mobil tangki itu sendiri.

"Kami juga memberi atensi khusus untuk wilayah remote area karena supply chainnya berbeda di pulau terpencil di pegunungan jadi kami perlu meningkatkan buffer stocknya," kata dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget, Daerah Ini Sudah Batasi Pembelian BBM Pertalite

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular