Internasional

Rusia Ukraina Minggir, 6 Fakta Perang Mau Pecah di Asia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 April 2023 21:50
Seorang pria berjalan di pantai dekat bendera China di pulau Pingtan, di seberang Taiwan, di provinsi Fujian tenggara China pada 9 April 2023. - China sedang melakukan latihan militer hari kedua di sekitar Taiwan pada 9 April, yang disebutnya sebagai
Foto: Seorang pria berjalan di pantai dekat bendera China di pulau Pingtan, di seberang Taiwan, di provinsi Fujian tenggara China pada 9 April 2023. (AFP via Getty Images/GREG BAKER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang kini mengancam Asia. Hal ini tak lain karena masalah China dan Taiwan.

China melakukan latihan militer dengan aksi "tembak langsung". Senin, kapal perang dan jet tempur juga wara-wiri "mengepung" Taipe.

Tak cukup China, ini juga dilakukan Amerika Serikat (AS). Paman Sam juga dilaporkan mengirim kapal penghancur ke Laut China Selatan (LCS), yang dekat dengan Taiwan.

Lalu bagaimana kronologi dan perkembangannya? Berikut lima fakta yang dirangkum CNBC Indonesia:

Kronologi

Panasnya China kali ini terkait kedatangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke California, Los Angeles. Di sana ia bertemu Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

Ini dilakukan di sela-sela kunjungan Tsai ke Guatemala dan Belize, dua sekutu resmi Taipei.

Dikutip dari Reuters, dalam pertemuan tersebut Tsai mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada DPR AS. Diketahui sejumlah senator lain juga hadir.

"Kehadiran mereka dan dukungan mereka yang tak tergoyahkan meyakinkan rakyat Taiwan bahwa kami tidak terisolasi dan kami tidak sendirian," ujar Tsai kepada wartawan.

Sehari setelah pertemuan itu, diketahui pula bahwa Taiwan mengadakan pembicaraan mengenai kerja sama perdagangan dan keamanan regional dengan Kongres AS. Pertemuan juga menegaskan penjualan senjata AS ke Taiwan akan terus berlanjut, sebagai strategi untuk mencegah agresi China ke kepulauan itu.

Perlu diketahui bagi China, Taiwan adalah provinsinya. Segala bentuk upaya "merdeka" tidak dibenarkan.

Amukan China

China bereaksi soal ini. Negeri Presiden Xi Jinping itu bersumpah akan menanggapi tegas pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Taiwan.

"Menanggapi tindakan kolusi yang sangat keliru antara AS dan Taiwan, China akan mengambil langkah tegas dan efektif untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah," tegas kementerian itu dalam sebuah pernyataan Rabu yang diterbitkan oleh Xinhua, dikutip AFP sehari setelahnya.

Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan menolak setiap kontak resmi yang dimiliki Taipei dengan negara lain. China telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

"Pertemuan hari Rabu sangat melanggar prinsip satu-China," kata kementerian itu, mengacu pada kebijakan yang secara resmi diakui oleh AS selama beberapa dekade.

"Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti China dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS," tambah kementerian itu.

Kementerian Pertahanan Nasional China juga mengecam pertemuan Tsai dan McCarthy. China, ujarnya menentang segala bentuk interaksi resmi antara AS dan Taiwan.

"(Tentara Pembebasan Rakyat China) PLA akan dengan tegas menjaga kedaulatan dan integritas teritorial China, serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," tambah kementerian itu.

Latihan Militer: Blokade & Tembak Langsung

Pasukan militer China, PLA, dilaporkan melakukan latihan militer besar-besaran sejak Sabtu. Komando Teater Timur memimpin operasi yang disebut "United Sharp Sword" tersebut,

"Ini adalah peringatan serius bagi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan kolusi dan provokasi pasukan eksternal, dan ini adalah tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah," kata PLA.

Senin (10/4/2023), Reuters memuat bagaimana pesawat pembom H-6 berkemampuan nuklir yang dipersenjatai dengan rudal aktif juga turun gunung dalam latihan militer China. Kapal perang China, termasuk kapal induk Shandong juga mengambil bagian.

"Membentuk situasi blokade multi-arah yang mencakup pulau," ujar laporan media itu mengutip televisi pemerintah China.

"Di Selat Taiwan, barat laut dan barat daya Taiwan dan perairan timur Taiwan, pasukan mengambil inisiatif untuk menyerang, memberikan permainan penuh untuk keunggulan mereka, secara fleksibel bermanuver untuk merebut posisi yang menguntungkan, dan maju dengan kecepatan tinggi untuk menghalangi lawan," tambah laporan itu.

Sebuah video juga dirilis di akun WeChat-yang menunjukkan sebuah pembom H-6 terbang di tempat yang disebutnya sebagai langit utara Taiwan. Terdapat pula potongan suara yang diyakini dari pilot militer yang bertugas.

"Rudal dalam kondisi baik," kata sebuah suara menunjukkan gambar dari kokpit.

"Nyalakan radar pengontrol tembakan, kunci target," kata suara lain, menunjukkan gambar rudal di bawah sayap pesawat.

Gambar kemudian menunjukkan seorang pilot menyiapkan tombol kontrol tembakan untuk apa yang digambarkannya sebagai "serangan simulasi". Lalu kemudian pilot menekan tombol tersebut, meskipun tidak menunjukkan adanya rudal yang ditembakkan.

Jepang Teriak

Di sisi lain, ancaman China dan Taiwan membuat Jepang was-was. Apalagi, kapal induk Shandong melakukan operasi udara di perairan dekat pulau Okinawa Jepang pada hari Minggu.

"Jet tempur dan helikopter lepas landas dan mendarat di kapal induk 120 kali antara Jumat dan Minggu, dengan kapal induk, tiga kapal perang lainnya dan kapal pendukung datang dalam jarak 230 km dari pulau Miyako Jepang," kata kementerian pertahanan Jepang dimuat Reuters.

"Jepang telah mengikuti latihan militer China di sekitar Taiwan dengan seksama," kata seorang juru bicara pemerintah Senin.

Jepang telah lama mengkhawatirkan aktivitas militer China di wilayah tersebut. Mengingat seberapa dekat pulau-pulau selatan Jepang berdekatan dengan Taiwan.

"Pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tidak hanya penting untuk keamanan Jepang, tetapi juga untuk stabilitas masyarakat internasional secara keseluruhan," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada wartawan.

AS Kirim Kapal Penghancur

Sementara itu, AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Milius telah melintasi wilayah Kepulauan Spratly di LCS. Hal ini terjadi saat China dan Taiwan panas sial Taiwan.

Dalam pengumumannya, Angkatan Laut AS mengatakan kapal itu melintas dalam misi kebebasan navigasi. Mereka juga menambahkan pelayaran kapal itu telah sesuai dengan peraturan internasional.

"Pada akhir operasi, USS Milius keluar dari area klaim yang berlebihan dan melanjutkan operasi di Laut China Selatan. Operasi kebebasan navigasi ini menegakkan hak, kebebasan, dan penggunaan laut yang sah," kata pernyataan Angkatan Laut AS, dikutip Channel News Asia, Senin.

Belum ada penegasan apakah kapal akan berpatroli dekat Selat Taiwan. Namun yang pasti, AS memiliki pangkalan militer di Okinawa Jepang, yang dekat dengan Formosa.

Ramalan Perang?

Sebenarnya sejumlah analis sudah mengatakan potensi perang semakin tinggi. Peneliti dan penulis Jonathan D.T. Ward mengatakan hal tersebut akibat semakin dekatnya AS dan Taiwan..

"Dunia telah menyaksikan satu rezim otoriter mengobarkan perang melawan tetangga yang demokratis," ujarnya dalam bukunya yang berjudul The Decisive Decade and China's Vision of Victory yang, dikutip Express.

Serangan kepada Taiwan dari China sendiri juga bukanlah merupakan isu yang baru-baru terangkat. Pada 2021, Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo Cheng memprediksi invasi Beijing ke wilayah itu akan terjadi pada 2025 mendatang.

Dengan situasi tersebut, Ward mengungkapkan bahwa kelompok negara merdeka dan demokratis seperti AS harus mengambil sikap membela Taiwan. Menurutnya, hal ini diperlukan untuk mengantisipasi konflik Pasifik di masa depan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang Pecah di Asia, Presiden Taiwan Terbang ke Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular