Iran Gunakan "Mata-mata" Untuk Hukum Wanita Tak Berhijab

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
09 April 2023 17:00
Seorang wanita memotong rambutnya sebagai protes menyusul kematian wanita Iran Mahsa Amini dalam tahanan polisi. (Faezeh Afshan via REUTERS/FAEZEH AFSHAN)
Foto: Seorang wanita memotong rambutnya sebagai protes menyusul kematian wanita Iran Mahsa Amini dalam tahanan polisi. (Faezeh Afshan via REUTERS/FAEZEH AFSHAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran mulai memasang kamera pengintai atau CCTV di sejumlah tempat-tempat umum dan jalan raya. Kamera ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menghukum wanita yang tidak mengenakan penutup kepala atau hijab.

Polisi juga telah mengumumkan pemasangan kamera-kamera pengintai itu dalam rangka upaya mengendalikan wanita yang menentang aturan berpakaian wajib di Iran, seperti memakai hijab serta cadar.

Pihak kepolisian negara itu akan menggunakan kamera sebagai alat identifikasi terhadap para pelanggar penggunaan hijab. Setelah diidentifikasi, para pelanggar akan menerima pesan teks yang berisi peringatan terhadap konsenkuensi dari tindakan yang mereka langgar.

"Pesan teks berisi peringatan tentang konsekuensinya," kata Kepolisian Iran dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AlJazeera, Minggu (9/4/2023).

Langkah itu bertujuan untuk mencegah perlawanan terhadap hukum jilbab. Otoritas setempat menganggap perlawanan terhadap aturan semacam itu menodai citra spiritual negara dan menyebarkan ketidakamanan.

"Tidak akan mentolerir perilaku dan tindakan individu atau kolektif apa pun yang melanggar hukum [hijab]," tulis pernyataan resmi Kepolisian Iran.

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya kemarahan di kalangan tokoh elit agama Iran atas pelonggaran aturan wajib jilbab sejak protes anti-pemerintah yang meletus pada September tahun lalu.

Semakin banyak wanita Iran yang membuka cadar mereka sejak kematian seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun dalam tahanan pada September lalu. Wanita itu adalah Mahsa Amini yang ditahan oleh Polisi Moral karena diduga melanggar aturan berpakaian untuk wanita di Iran.

Kematiannya memicu gelombang demonstrasi anti-pemerintah yang melanda negara itu selama berbulan-bulan. Pasukan keamanan menindak keras para pengunjuk rasa.

Video perempuan bercadar melawan Polisi Moral telah membanjiri media sosial di negara itu. Banya wanita yang nekad menentang aturan berpakaian wajib, sehingga masih banyak terlihat wanita tak berhijab di mal, restoran, toko, dan jalan-jalan di seluruh negeri.

Pada Sabtu lalu, Kepolisian Iran juga mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta para pengusaha atau pemilik bisnis di negara itu untuk "secara serius memantau kepatuhan terhadap norma-norma sosial dengan pemeriksaan yang ketat."

Di bawah hukum Iran, yang diberlakukan setelah revolusi 1979, perempuan diwajibkan untuk menutupi rambut mereka dan mengenakan pakaian panjang yang longgar untuk menyamarkan sosok mereka. Pelanggar akan dikenakan teguran publik, denda, atau sampai penangkapan.

Dalam sebuah pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Iran pada pada 30 Maret, disebutkan bahwa tidak akan ada langkah mundur dalam aturan ini. Aturan itu disebut sebagai gambaran bahwa cadar "salah satu fondasi peradaban bangsa Iran" dan "salah satu prinsip praktis Republik Islam."

Kendati begitu, aturan semacam ini dalam beberapa dekade terakhir telah membuat kelompok garis keras semakin berani untuk menyerang perempuan. Pekan lalu, sebuah video viral menunjukkan seorang pria melemparkan yoghurt ke dua wanita bercadar di sebuah toko.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lepas Jilbab, Dua Aktris Top Ini Ditangkap Otoritas Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular