Geger RI Dikucilkan, Ekspor Nikel ke AS Bukan Terbesar!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 April 2023 21:40
Trucks load raw nickel near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan segera mengeluarkan kebijakan yang bisa berdampak pada mineral kritis Indonesia, termasuk nikel.

Pemerintah AS akan menerbitkan pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan kendaraan listrik (EV) di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dalam beberapa minggu ke depan. Undang-undang ini mencakup US$ 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih.

Namun, baterai yang mengandung komponen dari Indonesia dikhawatirkan tetap tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak Inflation Reduction Rate (IRA) secara penuh. Pasalnya, Indonesia disebut belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS dan dominasi perusahaan China dalam industri nikel.

Lantas, seberapa besar dampaknya terhadap ekspor nikel Indonesia?

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, ternyata ekspor logam nikel RI ke AS bukan lah yang terbesar.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan membeberkan bahwa Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor nikel terbesar ke-7. Adapun negara tujuan ekspor nikel terbesar RI yaitu China.

"Lima negara tujuan ekspor Indonesia terbesar adalah Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Norwegia. Sedangkan Amerika Serikat menduduki peringkat ketujuh tujuan ekspor nikel Indonesia," ungkap Bara kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/4/2023).

Bara menyebut, Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia dan memiliki sepertiga dari total cadangan nikel dunia.

Berdasarkan data BPS, ekspor nikel dan produk olahannya pada tahun 2022 tercatat senilai US$ 5,97 miliar dengan volume sebesar 778 ribu ton. Adapun nilai tersebut melonjak hingga 370% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun demikian, menurutnya Pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam. Pemerintah akan menindaklanjutinya melalui jalur perundingan.

Bara menyebut, melalui perundingan kerangka kerja sama ekonomi Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang saat ini sedang berlangsung, ia berharap AS dapat memberikan insentif yang serupa kepada negara-negara anggota IPEF, termasuk Indonesia.

"Hal ini juga sempat diutarakan Indonesia kepada Amerika Serikat pada Perundingan Putaran Kedua IPEF di Nusa Bali, bulan Maret 2023," ujar Bara.

Menurut Bara, sebagai tuan rumah, Indonesia menekankan bahwa prinsip kesetaraan dan berkeadilan seharusnya menjadi landasan bagi hubungan kerja sama antar negara. Prinsip tersebutlah yang diusung dan menjadi latar belakang dari kerja sama ekonomi IPEF.

"Terlepas dari IPEF, Indonesia saat ini juga tengah menjalin kerja sama yang intensif dengan negara lain untuk memberikan manfaat bagi industri mineral penting dan diharapkan Indonesia dapat menjadi mitra strategis dalam sektor energi bersih," katanya.

Sebelumnya, Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia mendesak Amerika Serikat (AS) untuk lebih adil dalam pemberian subsidi hijau bagi mineral untuk kendaraan listrik. Kadin prihatin atas 'pengucilan' terhadap mineral kritis Indonesia dari paket subsidi Amerika Serikat untuk teknologi hijau.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan Indonesia dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan AS akan kendaraan listrik dan baterai. Pasalnya, Indonesia memiliki sepertiga dari dari total cadangan nikel dunia yang menempatkan Indonesia pada posisi pertama.

"Nikel menjadi bahan yang penting untuk produksi baterai kendaraan listrik," ungkap Arsjad, Selasa (4/4/2023).

Arsjad menekankan pentingnya melihat Indonesia dan ASEAN sebagai alternatif untuk China. Ia berharap Amerika Serikat akan memberikan status yang setara kepada anggota Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dengan negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas penuh dengan Amerika Serikat.

"Kami sedang berdiskusi tentang IPEF, dan semangat perjanjian itu adalah kerja sama. Jika Amerika mengecualikan ASEAN, rasanya sangat tidak adil," ujar Arsjad.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh RI Dikucilkan AS, Anak Buah Mendag Zulhas Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular