Internasional

'Senjata Kiamat' Putin Segera Diluncurkan Rusia, Operasi 2024

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 April 2023 12:56
Presiden Rusia Vladimir Putin (SPUTNIK/AFP via Getty Images/GAVRIIL GRIGOROV)
Foto: (SPUTNIK/AFP via Getty Images/GAVRIIL GRIGOROV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia saat ini sedang mengembangkan senjata berkemampuan nuklir terbaru. Senjata ini bahkan digadang-gadang sebagai 'senjata kiamat' karena daya hancurnya yang dahsyat.

Dalam laporan media Rusia TASS, senjata itu merupakan kapal selam berkemampuan nuklir yang dapat membawa rudal Poseidon. Armada ini diperkirakan akan beroperasi pada akhir tahun 2024 atau paruh pertama tahun 2025.

"Keputusan untuk mendirikan divisi kapal selam bertenaga nuklir di Kamchatka telah dibuat. Ini akan berlangsung pada Desember 2024 atau paruh pertama 2025," dilansir Eurasian Times, Kamis (6/4/2023), mengutip sumber pertahanan yang tidak disebutkan namanya.

Divisi kapal selam baru Armada Pasifik ini nantinya akan mencakup juga kapal selam lain selain kapal selam yang ada saat ini, Belgorod dan Khabarovsk. Laporan tersebut mencatat bahwa kapal selam tujuan khusus ini akan fokus pada pencegahan strategis di samping tugas mereka yang lain.

Belgorod, kapal selam bertenaga nuklir, akan tetap beroperasi dengan Armada Pasifik Rusia dan dipersenjatai dengan super-torpedo bertenaga nuklir Poseidon. Kapal selam itu saat ini sedang menjalani evaluasi operasional di Armada Utara Rusia.

Di sisi lain, Khabarovsk, kapal selam bertenaga nuklir di bawah Proyek 09851, sedang dalam tahap akhir konstruksi di Galangan Kapal Sevmash, bagian dari United Shipbuilding Corporation, yang merupakan perusahaan milik negara.

Informasi terbatas yang dikonfirmasi tentang senjata Poseidon tersedia untuk umum. Namun, analis militer memprediksi itu pada dasarnya adalah kombinasi dari torpedo dan drone yang dapat diluncurkan dari kapal selam nuklir.

Menyusul operasi militer di Ukraina, komentator Rusia secara konsisten mengeluarkan ancaman nuklir terhadap Barat. Mereka mengklaim bahwa torpedo Poseidon dapat menyebabkan tsunami radioaktif yang mencapai ketinggian hingga 1.000 kaki.

Sementara ahli militer menolak klaim ini, mereka mengakui bahwa torpedo Poseidon berpotensi menghancurkan kota-kota pesisir negara musuh.

Seorang veteran dan pakar militer Angkatan Udara India, Vijainder K. Thakur, mengatakan bahwa Poseidon merupakan senjata penghancur yang mengerikan. Menurutnya, dengan kemampuan itu, Poseidon seharusnya menjadi senjata pencegah perang.

"Poseidon adalah senjata kiamat. Itu adalah senjata pasca-kiamat. Yang paling penting, itu adalah senjata nuklir. Dengan demikian, itu hanya dapat digunakan sebagai pencegah. Itu tidak memiliki nilai tempur. Itu tidak bisa digunakan dalam perang. Itu hanya bisa mencegah perang," pungkasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Profesor Andrew Futter, seorang akademisi dan ahli senjata nuklir Universitas Leicester. Ia percaya bahwa Poseidon memiliki potensi untuk digunakan untuk sejumlah fungsi dan misi non-nuklir lainnya juga.

"Tujuan pengembangan torpedo Poseidon adalah untuk menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur pantai negara musuh, membuat sebagian besar negara tidak dapat dihuni karena kontaminasi radioaktif, dan mencegah pelaksanaan kegiatan militer, ekonomi, atau lainnya untuk waktu yang cukup lama."

Selain Poseidon, Rusia juga telah mencapai kemajuan yang cukup besar dalam menciptakan dan menggunakan senjata hipersonik, yang merupakan tantangan besar bagi sistem pertahanan saat ini karena kecepatan dan ketangkasannya yang luar biasa. Sistem senjata Poseidon dan hipersonik ini memiliki kepentingan yang berbeda dari perspektif militer.

"Senjata hipersonik dapat digunakan, terutama jika mereka tidak membawa hulu ledak nuklir. Dampak kedua senjata tersebut pada perencanaan musuh sama sekali berbeda. Jika musuh Rusia tidak berniat melakukan nuklir, maka musuh dapat mengabaikan Poseidon," tambah Thakur.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia "Out" dari Perjanjian Nuklir, Putin Siap Perang Nuklir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular