CNBC Insight

Viral Dukun Pengganda Uang, Luar Negeri Juga Heboh

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
05 April 2023 05:00
FILE PHOTO: Euro, Hong Kong dollar, U.S. dollar, Japanese yen, pound and Chinese 100 yuan banknotes are seen in this picture illustration, January 21, 2016.   REUTERS/Jason Lee/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini ramai pemberitaan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Mbah Slamet dipercaya dapat menggandakan uang dari para tamu yang datang kepadanya.

Namun, kabar viral dari Slamet bukanlah ihwal kesuksesannya menggandakan uang. Melainkan karena dia membunuh seorang tamu yang datang kepadanya. Cerita bermula saat tamu tersebut menemui Slamet dan mengutarakan keinginannya untuk memiliki uang banyak.

Singkat cerita, tamu tersebut protes karena uang tak kunjung berlipat ganda. Alhasil, karena kesal Slamet akhirnya membunuh tamu tersebut dan menguburnya tanpa jejak.

Fenomena seperti ini sebetulnya menunjukkan kedangkalan pikiran, sekaligus membuktikan bahwa masyarakat kita masih diselimuti pikiran irasional. Toh, jika dipikir secara jelas mana mungkin orang bisa menggandakan uang secara instan.

Meski begitu, kasus seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia. Di Mali, Afrika Barat, juga pernah terjadi hal sama, bahkan lebih canggih. Ini ceritanya!

Sejak pagi hari di suatu waktu pada Agustus 1995, Dubai Islamic Bank sedang ramai pengunjung. Tak ada keanehan sama sekali. Pengunjung datang silih berganti, mengantri menemui petugas.

Hingga akhirnya ada satu nasabah yang ingin meminjam uang, tapi dia juga ngotot ingin menemui manajer bank dan mengajaknya makan malam.

Nasabah itu bernama Foutanga Babani Sissoko. Tanpa ada kecurigaan apapun sang manajer menerima permintaan nasabahnya itu, meski ini di luar standar operasional.

Malam itu juga manajer bank, Mohammed Ayoub, bergegas menemui Sissoko di kediamannya. Sebagai tuan rumah, Sissoko menerima sang peminjam dana dengan tangan terbuka. Pertemuan berlangsung cair.

Di sela-sela itu Sissoko memberitahu hal menarik. Bahwa dirinya punya kekuatan magis pengganda uang.

"Dengan kekuatan magis, uang bisa datang dan berlipat ganda," begitu kira-kira penawaran Sissoko kepada Ayoub.

Bodohnya, Ayoub gelap mata dan ingin punya uang banyak secara instant. Dia ingin menemui lagi Sissoko di lain waktu dengan membawa uang.

Singkat cerita beberapa hari setelah pertemuan pertama, Ayoub datang lagi ke kediaman Sissoko. Dia datang dengan menenteng tas berisi uang. Tas tersebut kemudian ditaruh di suatu ruangan. Ayoub diminta menunggu di luar.

Simsalambim. Seketika, ruangan tersebut penuh asap dan cahaya, lengkap dengan suara-suara aneh.

"Dalam sekejap, uang tersebut berlipat ganda. Ayoub pun senang," tulis laporan BBC International.

Karena sukses mendapat uang berlipat, Ayoub senang bukan main. Akal jernih pikirannya sudah tertutup. Dengan menggunakan uang bank, dia tercatat melakukan 183 kali transfer ke rekening Sissoko. Harapannya sama: agar uang tersebut bisa berlipat ganda.

Satu-dua kali memang uang bisa kembali secara ganda ke Ayoub, tetapi setelahnya nihil. Ayoub diberi janji-janji manis saja.

Sebagaimana ditulis LA Times, ketika memberi janji manis itulah Sissoko memutar uangnya untuk foya-foya. Rupanya uang yang selama ini diberi lagi ke Ayoub adalah uang Ayoub sendiri. Artinya, Sissoko pandai memutar-mutar uang.

Laporan BBC International itu menjelaskan, Sissoko menggunakan uang Ayoub untuk membeli helikopter, mobil, pesawat, properti, membangun rumah mewah, dan menjadi modal untuk berpolitik.

Sampai akhirnya pada 1998, auditor Dubai Islamic Bank menyadari ada transaksi janggal. Transaksi itu mencatat adanya pemindahan uang bank skala besar hanya ke satu orang, yakni Sissoko.

Pada kondisi ini, Sissoko menghilang. Ayoub lantas menjadi target auditor.

"Akhirnya dia mengaku kepada rekannya, yang menanyakan berapa banyak uang yang hilang. Terlalu malu untuk mengatakannya, Ayoub menulisnya di secarik kertas US$242 juta," tulis BBC International.

Alhasil, pengadilan memutuskannya bersalah atas penipuan dan dijatuhi tiga tahun penjara. Sedangkan Sissoko tak pernah diadili hingga menjadi buronan internasional.

Namun, karena pengaruhnya sebagai pengusaha dan politisi yang kuat, pemerintahan Mali melindunginya sampai akhir hayat. Sissoko sendiri meninggal pada 2021 lalu.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Typo Jutaan Email Militer AS Dikirim ke Sekutu Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular