Internasional

Saudi Lakukan Eksekusi Mati pada Ramadan, Pertama Sejak 2009

luc, CNBC Indonesia
Selasa, 04/04/2023 13:00 WIB
Foto: Bendera Arab Saudi tertiup angin melawan langit cerah, Provinsi Al Madinah, Yanbu, Arab Saudi pada 26 Desember 2019 di Yanbu, Arab Saudi. (Corbis via Getty Images/Eric Lafforgue/Art in All of Us)

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi kembali melakukan eksekusi hukuman mati pada bulan Ramadan, yang pertama sejak 2009.

Kantor berita Saudi Press Agency melaporkan eksekusi tersebut dilakukan pada 28 Maret atau lima hari setelah memasuki bulan puasa. Tindakan itu terjadi di wilayah Madinah yang menjadi kota paling suci kedua dalam Islam.

Pria yang dihukum mati tersebut berkebangsaan Saudi. Dia terbukti melakukan pembunuhan dengan menikam korban dan membakarnya.


"Arab Saudi mengeksekusi seorang warga selama Ramadan," kata Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa (ESOHR) yang berbasis di Berlin dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Mengutip data hukuman mati Kementerian Dalam Negeri Saudi, kelompok itu mengatakan "tidak ada hukuman yang diterapkan selama bulan suci" sejak 2009 di kerajaan itu.

ESOHR mengatakan kasus Ramadhan menambah 17 jumlah hukuman mati yang dilakukan tahun ini.

Menurut perhitungan AFP, Arab Saudi mengeksekusi 147 orang pada 2022, lebih dari dua kali lipat angka 2021 sebanyak 69 orang.

Tahun lalu juga menjadi momen dimulainya kembali eksekusi untuk kejahatan narkoba, mengakhiri moratorium yang berlangsung selama hampir tiga tahun.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan awal tahun ini oleh Reprieve dan ESOHR yang berbasis di Inggris, lebih dari 1.000 hukuman mati telah dilakukan sejak Raja Salman mengambil alih kekuasaan pada 2015.

Sementara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic bahwa kerajaan "menyingkirkan" hukuman mati kecuali untuk kasus pembunuhan atau ketika seseorang "mengancam nyawa banyak orang".


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Bawa "Oleh-Oleh" Investasi USD 600 Miliar dari Arab Saudi