
Potret Sunyi Krisis Populasi di Jepang, Sekolah Tutup
Resesi seks benar-benar menghantam Jepang. Krisis populasi menyebabkan banyaknya sekolah tutup di negeri itu.

SMP Yumoto di Prefektur Fukushima Jepang akan tutup akibat kekurangan murid. Resesi seks benar-benar menghantam Jepang. Krisis populasi menyebabkan banyaknya sekolah tutup di negeri itu. (REUTERS/ISSEI KATO)

Mengutip Reuters, dua siswa bernama Eita Sato dan Aoi Hoshi menjadi satu-satunya dan lulusan terakhir di SMP Yumoto, di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, utara Jepang. SMP itu sendiri akan ditutup secara permanen, setelah 76 tahun berdiri. (REUTERS/ISSEI KATO)

Fenomena tutupnya sekolah terjadi akibat angka kelahiran di Jepang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan. Jumlah ini meningkat terutama di daerah pedesaan seperti Ten-ei, area ski pegunungan dan mata air panas di prefektur Fukushima yang telah merasakan depopulasi. (REUTERS/ISSEI KATO)

Sementara itu, Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjanjikan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran. Termasuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak. (REUTERS/ISSEI KATO)

Kelahiran anjlok di bawah 800.000 pada tahun 2022, rekor terendah baru. Perkiraan pemerintah menyebut depopulasi juga delapan tahun lebih awal dari yang diharapkan. Fenomena ini memberikan pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil. Padahal ini seringkali menjadi jantung kota dan desa pedesaan. (REUTERS/ISSEI KATO)

Menurut data pemerintah, sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun. Antara tahun 2002 dan 2020, hampir 9.000 sekolah menutup pintu mereka selamanya, sehingga sulit bagi daerah terpencil untuk memikat penduduk baru yang berusia lebih muda. (REUTERS/ISSEI KATO)

Sebenarnya anjloknya angka kelahiran adalah salah satu masalah besar yang sedang melanda negara-negara regional Asia. Tak hanya Jepang, fenomena resesi seks ini juga terjadi di Korea Selatan dan China. (REUTERS/ISSEI KATO)