'Kiamat' ATM Makin Nyata, Ini Buktinya

Warga melakukan transaksi penarikan uang di salah satu ATM di Jakarta, Kamis (30/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Perbankan menjadi salah satu industri yang paling terasa dampak digitalisasinya. Sebab kini, banyak aktivitas perbankan yang dulunya dilakukan tatap muka atau offline, jadi bisa dilakukan secara online. Sehingga membuat transaksi di ATM makin jarang digunakan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Hal tersebut membuat "kiamat" ATM makin nyata. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pantauan di lokasi beberapa tempat mesin ATM sudah tidak terpakai yang tersisa hanya 3 jenis mesin yang digunakan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Salah satu pegawai mengatakan "mesin-mesin ATM banyak yang tidak terpakai di lokasi ini yang masih bertahan hanya beberapa mesin saja" ungkapnya. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang dengan sangat pesat. Ini terjadi saat penerimaan dan preferensi masyarakat Indonesia juga mengalami peningkatan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Data Bank Indonesia menunjukkan, transaksi uang elektronik pada Kuartal II-2022 tumbuh 39,85% secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian nilai transaksi digital banking pada kuartal II 2022 meningkat 38,45% (yoy). Di sisi lain, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada kuartal II 2022, hanya meningkat 9,36%. Namun ini tak berarti penggunaan ATM dan kartu debit serta kredit tak mengalami pertumbuhan. Aktivitas transaksi tersebut masih mengalami peningkatan, tetapi tidak sebesar transaksi digital. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dilaporkan jika transaksi ATM, kartu debit dan kredit bertumbuh 14,39% atau menjadi Rp 711,2 triliun. Transaksi penggunaan QRIS juga tumbuh, mencapai nominal 290% per tahun dan 326% secara volume. Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ancaman terbesar ATM adalah transaksi pembayaran digital mengalami peningkatan. Ini sudah terjadi selama enam tahun terakhir di Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)