Durian Runtuh! Ekspor Batu Bara RI ke China Bisa Melejit

News - Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
28 March 2023 12:00
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan batu bara Indonesia ke China diperkirakan akan mengalami lonjakan. Hal itu seiring dengan adanya kebijakan pemerintah China yang memperpanjang pajak istimewa serta melanjutkan implementasi tarif nol untuk batu bara impor sampai akhir tahun ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai setelah pembatasan Covid-19 dibuka, ekonomi China diproyeksi akan terus membaik. Pada tahun ini sendiri misalnya, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan naik di atas 5% dibandingkan tahun lalu yang hanya 3,2%.

"Maka tentunya diharapkan demand akan impor batu bara juga meningkat dan batu bara Indonesia selama ini sangat kompetitif di pasar China," ujar Hendra kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/3/2023).

Menurut dia, volume ekspor batu bara RI ke China sangat bergantung dengan kebijakan Pemerintahan Xi Jinping. Meski begitu, terdapat tantangan bahwa China sudah mulai meningkatkan kapasitas produksi batu bara domestik.

"Akan tetapi dari segi biaya, tetap akan lebih murah bagi China jika menggunakan batu bara impor terutama dari Indonesia karena biaya transportasi domestik yang tinggi," katanya.

Seperti diketahui, China memangkas tarif bea masuk batu bara impor batu bara impor menjadi nol pada April 2022. Pembebasan bea masuk dilakukan sejak April 2022 di tengah kekhawatiran keamanan energi domestik dan gangguan pasokan.

China diterjang gelombang panas dan kekeringan hebat pada 2022 yang membuat penggunaan listrik melonjak. Di sisi lain, kekeringan membuat produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga berkurang drastis. China pun kemudian mengimpor batu bara secara besar-besaran.

Badan Kepabeanan China mencatat impor batu bara Tiongkok pada Januari-Februari 2023 menembus 60,64 juta ton. Jumlah tersebut melonjak 71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (35,39 juta ton).

Peningkatan impor disebabkan oleh mulai meningkatnya utilitas serta dibukanya kembali impor dari Australia.

Pembelian terbesar, terutama datang dari Indonesia. Pengiriman batu bara dari Mongolia juga meningkat setelah pelonggaran kebijakan Covid-19. Selain China, faktor positif lain diharapkan datang dari Eropa. Suhu di sejumlah wilayah Eropa diperkirakan akan lebih dingin pada pekan ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bukti China dan India Masih Bergantung pada RI Tahun Depan


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading