Perang Makin Gila! Putin Ancam Kerahkan Senjata Nuklir Taktis

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
26 March 2023 15:45
Presiden Rusia Vladimir Putin didampingi Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengunjungi Mariupol di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia. (via REUTERS/KREMLIN.RU)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin didampingi Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengunjungi Mariupol di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia. (via REUTERS/KREMLIN.RU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Putin mengirimkan peringatan kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina, yang makin meningkatkan kebuntuan dengan Barat.

Di sisi lain, Putin juga menyebutkan langkah itu tidak akan melanggar janji non-proliferasi nuklir. Namun hal itu adalah salah satu sinyal nuklir Rusia yang paling menonjol sejak awal invasi ke Ukraina 13 bulan lalu.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) bereaksi dengan hati-hati terhadap pernyataan Putin. Terbaru, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan tidak ada tanda-tanda Moskow berencana menggunakan senjata nuklirnya.

Putin menyamakan rencananya dengan AS yang menempatkan senjatanya di Eropa dan mengatakan bahwa Rusia tidak akan mengalihkan kendali ke Belarusia. Tapi ini bisa menjadi pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an Rusia menempatkan senjata semacam itu di luar negeri.

"Tidak ada yang aneh di sini juga: pertama, Amerika Serikat telah melakukan ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama mengerahkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah negara sekutu mereka," kata Putin kepada televisi pemerintah dikutip dari Reuters, Minggu (26/3/2023).

Putin juga mengatakan telah bersepakat untuk tidak melanggar kewajibannya. "Saya tegaskan, tanpa melanggar kewajiban internasional kami tentang nonproliferasi senjata nuklir."

Ketegangan meningkat selama perang di Ukraina setelah pasokan besar persenjataan Barat ke Kyiv dan Moskow mengalihkan retorikanya pada operasi militernya dari "demiliterisasi" tetangganya menjadi memerangi "kolektif Barat" di sana.

Beberapa politisi dan komentator hawkish Rusia telah lama berspekulasi tentang serangan nuklir, mengatakan Rusia memiliki hak untuk mempertahankan diri dengan senjata nuklir jika didorong melampaui batasnya.

Senjata nuklir "taktis" mengacu pada yang digunakan untuk keuntungan tertentu di medan perang daripada yang memiliki kapasitas untuk melenyapkan kota. Tidak jelas berapa banyak senjata semacam itu yang dimiliki Rusia, mengingat wilayah itu masih diselimuti kerahasiaan Perang Dingin.

Pejabat senior administrasi AS mencatat bahwa Rusia dan Belarus telah berbicara tentang transfer senjata nuklir selama beberapa waktu.

"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri atau indikasi Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir. Kami tetap berkomitmen untuk pertahanan kolektif aliansi NATO," kata pejabat itu.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Tak Main-Main, Rusia Kerahkan Nuklir Jika Ini Terjadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular