Apakah Berbohong Membatalkan Puasa Ramadan? Ini Kata Ulama

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbohong adalah perbuatan yang tercela di dalam Islam. Allah SWT sangat membenci pendusta dan menyiapkan hukuman kelak di hari kiamat bagi kaum yang berbohong.
Di tengah bulan Ramadan ini, banyak umat Islam yang bertanya apakah berbohong dapat membatalkan puasa?
Dikutip dari Detik, Quraish Shihab dalam bukunya mengungkapkan bahwa berbohong tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, hal tersebut mengurangi pahala puasa seseorang.
Jika Anda harus menyembunyikan sesuatu dan terdorong untuk berbohong, carilah kata yang mengandung dua makna agar menghindari kebohongan. Namun, Abdurrahman Al-Auza'i salah satu ulama besar Syam yang mengatakan bahwa berbohong, menggunjing, mencaci maki dan mengadu domba dapat membatalkan puasa.
Sementara itu, mengutip dari buku Berislam di Era Milenial oleh Khoirul Anwar, pendapat Al-Auza'i itu mengacu pada sebuah hadits nabi yang berbunyi:
"Ada lima hal yang membatalkan puasa, yaitu menggunjing, mengadu domba, berbohong, melihat atau berkhayal disertai libido, dan sumpah palsu,"
Pada hadits tersebut, batal puasa ditafsirkan sebagai batal pahalanya dan larangan keras untuk melakukannya. Kendati demikian, mayoritas ulama berpendapat bohong tidak membatalkan puasa, namun menghilangkan pahala puasa.
Ibadah puasa Ramadan bertujuan membentuk pribadi yang lebih bertakwa. Di antara sifat orang bertakwa ialah jujur, adil, bijaksana, dan berhati-hati dalam perkara yang tidak diketahui pasti kebenarannya, seperti disebutkan dalam buku Khutbah Jumat Pilihan di Era Millenial tulisan Asep Safa'at Siregar.
Jadi, jika seorang muslim berbohong maka puasanya akan sia-sia. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati dalam berkata serta menjaga lisan selama berpuasa.
[Gambas:Video CNBC]
Arahan Khusus Jokowi Soal Pangan Jelang Ramadhan, Apa Itu?
(haa/haa)