Internasional

Putin Disebut Sedang 'Acak-Acak' Asia Tenggara, Ini Faktanya

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 March 2023 13:10
Presiden Rusia Vladimir Putin. (SPUTNIK/AFP via Getty Images/RAMIL SITDIKOV) Foto: (SPUTNIK/AFP via Getty Images/RAMIL SITDIKOV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut sedang 'mengacak-acak' Asia Tenggara. Ini terkait dukungannya terhadap junta militer Myanmar.

Hal itu sengaja dilakukan untuk mengoyahkan ASEAN. Fakta tersebut disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Amerika Serikat (AS), penasihat Departemen Luar Negeri Derek Chollet yang tengah melakukan perjalanan ke kawasan.

Ia menyebut AS prihatin dengan dampak lebih luas dari krisis di Myanmar sejak kudeta pada 2021 dan kemajuan hubungan junta dengan Rusia. Kremlin, katanya, dapat berupaya mendirikan pangkalan militer di negara itu.

"Siapa pun yang berbicara dengan Moskow perlu memberi tahu mereka bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk junta tidak dapat diterima. Ini membuat tidak stabil," katanya dalam sebuah wawancara mengutip Reuters, Jumat (24/3/2023).

"Dan ini bukan hanya masalah bagi Myanmar, ini juga masalah bagi wilayah ini," tambahnya.

Myanmar kini memang berada dalam kekacauan sejak kudeta junta mengakhiri satu dekade pemerintahan demokrasi. PBB menyebut sekitar 1,2 juta orang sekarang terlantar akibat pertempuran saat militer berusaha menghancurkan perlawanan terhadap pemerintahannya.

Aktivis dan pakar PBB mengutuk Rusia yang menyuarakan dukungan untuk junta dan memasok senjata ke junta militer Myanmar, selain China. Rusia telah menjadi sekutu terdekat Myanmar sejak kudeta dan saat Barat meningkatkan sanksi terhadap kedua negara.

Dilaporkan Menteri Pertahanan dan diplomat tinggi Rusia telah mengunjungi Myanmar. Sementara kepala junta Min Aung Hlaing telah berkunjung ke Rusia beberapa kali sejak 2021 dan diberi gelar doktor kehormatan oleh Moskow.

"Apa yang saya lihat selama beberapa tahun terakhir adalah hubungan militer yang terus berkembang," kata Chollet.

"Saya lebih khawatir sekarang tentang pasokan senjata yang masuk ke Myanmar dari Rusia pada prinsipnya," tambahnya.

Menurut Chollet, pemerintahan Biden melihat krisis di Myanmar sebagai ancaman paling akut di Asia Tenggara. Termasuk ketidakstabilan, kejahatan lintas batas, dan narkotika ilegal.

"Kami ingin menangani hubungan ini secara bertanggung jawab, kami ingin menempatkan pagar pembatas di area di mana kami memiliki perbedaan," katanya lagi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bocor! Email Rahasia Sebut Putin Sakit Keras Beredar


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading