Sudah Setahun, Kok Perang Rusia & Ukraina Gak Kelar-kelar?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
23 March 2023 11:00
Pekerja darurat Ukraina berdiri di samping bangunan yang rusak setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, pada 22 Maret 2023 di Rzhyshchiv, Ukraina. Pihak berwenang Ukraina mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas ketika dua bangunan tempat tinggal dihantam oleh pasukan Rusia pada Rabu pagi. (Roman Pilipey/Getty Images)
Foto: Pekerja darurat Ukraina berdiri di samping bangunan yang rusak setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, pada 22 Maret 2023 di Rzhyshchiv, Ukraina. (Getty Images/Roman Pilipey)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama satu tahun lebih. Perang tersebut dimulai tepat pada 24 Februari 2022 lalu.

Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan "Operasi Khusus Militer" di Ukraina. Ketegangan dan serangan demi serangan telah diluncurkan. Selepas satu tahun, perang yang menghabisi banyak nyawa dan merugikan ekonomi keduanya hingga dunia belum juga mereda. Alih-alih reda, sejumlah ketegangan justru makin meningkat.

Diplomat top Rusia yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, perang dengan Ukraina hanya dapat berakhir ketika Kyiv berhenti mengancam Moskow dan mendiskriminasi penurut bahasa Rusia. Ia menambahkan kebutuhan saat ini didasarkan pada masalah keamanan Rusia.

"Tujuan operasi militer khusus bukanlah fiksi, tidak diambil begitu saja, tetapi lebih ditentukan oleh kepentingan keamanan fundamental dan sah dari Federasi Rusia," paparnya seperti dilansir Russia Today.

"Ukraina, seperti wilayah lain yang berbatasan dengan Rusia, tentu saja, tidak boleh menampung infrastruktur militer yang menjadi ancaman langsung bagi negara kita," dikutip Kamis (23/3/2023).

Lavrov kemudian menambahkan bahwa Ukraina tidak boleh mendiskriminasi dan melecehkan warganya yang ingin terus berbicara bahasa Rusia dan mempertahankan budaya dan tradisi Rusia.

"Ini sepenuhnya sejalan dengan konstitusi Ukraina, yang menjamin penggunaan bebas bahasa Rusia dan bahasa nasional minoritas lainnya," tambahnya.

Pejabat Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa tujuan operasi militer akan diselesaikan tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Selain menghilangkan ancaman terhadap keamanan Rusia, tujuannya termasuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta perlindungan penduduk di Donbass.

Hingga saat ini, kelompok paramiliter Rusia, Wagner mengatakan bahwa pasukannya menguasai hampir 70% wilayah kota Bakhmut. Kota ini merupakan titik paling panas antara militer Rusia dan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka menuturkan bahwa saat ini kondisi Bakhmut terus diwarnai pertempuran, dengan Kyiv merencanakan serangan skala besar di kota itu.

"Pada akhir Maret-awal April, musuh berencana untuk melancarkan serangan besar-besaran dan melakukan serangan jarak jauh untuk memotong unit PMC Wagner dari pasukan utama Angkatan Bersenjata Rusia," kata Wagner dalam siaran persnya. saluran Telegram resmi, menurut terjemahan NBC News.

Dalam surat terpisah yang diterbitkan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, bos Wagner Yevgeny Prigozhin memperingatkan bahwa serangan balasan Ukraina dapat menimbulkan "konsekuensi negatif" bagi Rusia.

Rusia dan Ukraina sempat beberapa melakukan negosiasi. Sayangnya, langkah ini gagal karena perang tetap berkecamuk

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengungkapkan bahwa negaranya sebenarnya telah mencoba untuk hidup damai bersama dengan Rusia selama tiga abad, lebih dari 350 tahun sekitar itu.

"Ini seperti perjuangan tanpa henti melawan perbudakan, melawan kesengsaraan, melawan kemiskinan, melawan perbudakan Rusia," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.

Tentu saja, dia yakin perang tidak pernah berlangsung selamanya.

"Akhir perang adalah diplomasi adalah negosiasi dan ini akan mungkin terjadi ketika tentara Rusia terakhir meninggalkan wilayah Ukraina. Ini adalah kondisi yang menurut saya cukup logis," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zelensky Sebut Trump Bisa Hentikan Perang Ukraina, Asalkan...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular