FOTO

Intip Potret Ritual Ogoh-ogoh Jelang Hari Raya Nyepi di Bali

Getty Images, CNBC Indonesia
Selasa, 21/03/2023 15:40 WIB

Sejumlah umat Hindu di Bali kembali menggelar pawai Ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945, Senin (20/3/2023).

1/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Sejumlah umat hindu di Bali kembali menggelar pawai Ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945, Senin (20/3/2023). Ogoh-ogoh biasanya diarak pada malam pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi. (Agung Parameswara/Getty Images)

2/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Ogoh-ogoh merupakan karya seni berupa patung besar yang terbuat dari bambu dan material lainnya. Ogoh-ogoh divisualisasikan bertubuh besar, kuku panjang, dan berwajah seram. (Agung Parameswara/Getty Images)

3/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Pawai ogoh-ogoh menjadi momentum yang sangat dinanti menjelang Nyepi. Pawai ogoh-ogoh juga menjadi ajang pengembangan kreativitas warga, terutama anak-anak muda yang tergabung dalam wadah sekaa teruna di Bali. (Agung Parameswara/Getty Images)

4/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Sebelum pengarakan ogoh-ogoh, biasanga adanya rangkaian pengerupukan diawali dengan prosesi Tawur Agung Kesanga. Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga biasanya dilaksanakan pada siang hari atau tengai tepet. Sementara itu, arak-arakan ogoh-ogoh digelar pada sore (sandikala) hingga malam hari. (Agung Parameswara/Getty Images)

5/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh tersebut kemudian dibakar atau di-pralina. Pembakaran ogoh-ogoh itu kerap juga dimaknai sebagai upaya memusnahkan kejahatan yang disimbolkan dengan buta kala di muka bumi. Keesokan harinya, masyarakat Bali merayakan tahun baru caka atau Hari Raya Nyepi dengan keheningan dan melaksanakan Catur Brata Penyepian. (Agung Parameswara/Getty Images)

6/6 Pemuda Bali membawa ogoh-ogoh, boneka raksasa yang tampak mengancam saat pawai ogoh-ogoh pada malam Nyepi, Hari Raya Nyepi umat Hindu Bali yang menandai datangnya tahun baru Saka bulan pada 20 Maret 2023 di Tegalalang Desa, Gianyar, Bali, Indonesia. Umat Hindu di Bali melakukan serangkaian ritual pada awal Maret untuk merayakan tahun baru Imlek yang berpuncak pada perayaan Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu pawai di awal tahun 1980-an. Sebelumnya, para peserta berkeliaran di jalan-jalan membawa obor bambu dan membuat suara keras dengan instrumen perkusi untuk menakut-nakuti setan. Di Bali masa kini, mayoritas ogoh-ogoh dibangun oleh anggota seka teruna teruni, sayap pemuda banjar. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng yang artinya sepi, sepi, hening, nol, kosong, tidak ramai, tidak berisik, dan tidak ada aktivitas. Sejak tahun 1983, Nyepi menjadi hari libur nasional. Perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu Bali di Indonesia merupakan kesempatan untuk refleksi diri yang disebut dengan mulat sarira. Semua penghuni dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi aturan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari: tidak menyalakan api atau nyala api, tidak melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja atau bekerja, dan tidak melakukan perjalanan. (Agung Parameswara/Getty Images)

Dalam menyambut Hari Raya Nyepi 2023, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Ogoh-ogoh se-Bali. Penilaian dilakukan melalui seleksi dari tingkat kecamatan. Selanjutnya, ogoh-ogoh terbaik pada tingkat kabupaten akan dipilih predikat I, II, dan III. (Agung Parameswara/Getty Images)