Holding BUMN Panas Bumi Muncul Lagi, Ini Kabar Terbarunya..

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung perihal rencana pembentukan holding BUMN khusus panas bumi atau geothermal. Holding panas bumi direncanakan untuk menggabungkan anak usaha PT PLN (Persero) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan PT Geo Dipa Energy.
Erick mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam pembentukan holding panas bumi itu. Dia klaim bahwa pembentukan holding panas bumi ini sudah dalam tahap pembicaraan dengan Kementerian Keuangan.
"Di mana Aset-aset yang sedang kita bicarakan tentu aset yang ada di Kementerian Keuangan yang sudah dalam tahap pembicaraan dan sepertinya Bu Menkeu terbuka untuk dikonsolidasikan dan ke depan juga aset yang PLN," ungkap Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Dia mengatakan pembentukan holding panas bumi di Indonesia dinilai sebagai langkah yang tepat dalam ajang unjuk gigi pada dunia bahwa Indonesia serius dalam memanfaatkan energi terbarukan.
"Kalo ini terjadi, saya rasa kita akan punya salah satu produk yang kita bisa tonjolkan bahwa kita sudah melakukan terobosan untuk renewable energy ini," tambahnya.
Seperti diketahui, tahun 2022 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir melayangkan rencana untuk menggabungkan anak-anak usaha BUMN seperti anak usaha PT Pertamina (Persero), anak usaha PT (PLN) dan juga PT Geo Dipa Energi.
Sejatinya, anak-anak usaha yang rencananya akan digabungkan itu merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pembangkit listrik energi baru dan terbarukan khususnya energi panas bumi atau geothermal.
Menteri Erick menilai konsolidasi anak usaha atau sub holding Pertamina dan PLN yang bergerak di sektor geothermal dengan Geo Dipa akan memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam sektor geothermal.
"Kita mempunyai tiga perusahaan yang sebenarnya sudah melakukan geothermal ini, ada Pertamina, PLN, satu lagi ini Geo Dipa yang berada di bawah Kemenkeu. Memang ini perlu waktu, saya inginnya tahap awal memergerkan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick dalam pernyataannya, dikutip Kamis (27/10/2022).
Erick menyampaikan potensi geothermal yang luar biasa dibandingkan jenis EBT lain seperti angin dan panel surya dan angin. Berbeda dengan tenaga angin dan surya, lanjut Erick, geothermal juga lebih konsisten dan tidak memiliki hambatan ketersediaan pasokan.
"Geothermal ini sangat luar biasa. Karena ini salah satu daripada base load, kita tahu kalau solar dan angin itu terbatas, tidak bisa sustain, tapi base load itu hanya di geothermal atau di hydro. Nah ini kenapa geothermal ini yang kita dulukan," ucap Erick.
Dengan konsolidasi, Erick meyakini pengembangan geothermal akan jauh lebih efektif dan efisien ketimbang BUMN masing-masing menggarapnya secara mandiri.
Dalam tahap awal, Erick telah melakukan konsolidasi antara Pertamina dan PGE agar bisa mendapat akses pendanaan baru untuk EBT, salah satunya pilihannya dengan Go Public supaya tidak membebani keuangan negara atau terus meningkatkan utang.
Erick menyampaikan proses konsolidasi anak usaha atau sub holding Pertamina dan PLN dengan Geo Dipa akan dilakukan secara bertahap. "Sementara ini Pertamina duluan yang masuk karena yang PLN masih di belakang dan (Kondisi keuangan) Pertamina sehat sehingga dia maju duluan," kata Erick.
[Gambas:Video CNBC]
Pertamina Ingin Terdepan Hasilkan Listrik dari Panas Bumi
(pgr/pgr)