Internasional

Jreng! China Angkat Bicara soal Penyebab 'Kiamat' Gas Eropa

News - luc, CNBC Indonesia
18 March 2023 14:30
Kebocoran gas di Nord Stream 2 terlihat dari pesawat pencegat F-16 Denmark di Bornholm, Denmark, Selasa (27/9/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Photo by Danish Defence/Anadolu Agency via Getty Images) Foto: Kebocoran gas di Nord Stream 2 terlihat dari pesawat pencegat F-16 Denmark di Bornholm, Denmark, Selasa (27/9/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Photo by Danish Defence/Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meledaknya pipa gas bawah laut Nord Stream 1 yang mengalirkan gas dari Rusia ke Eropa beberapa waktu lalu masih menjadi misteri. Belum jelas siapa pihak yang paling bertanggung jawab.

Terkait hal itu, Pemerintah China mulai buka suara. Pandangan ini disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Dalam sebuah konferensi pers, Wang merasa tidak biasa bahwa media utama di Barat secara tidak kritis menerima klaim pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya bahwa 'kelompok pro-Ukraina' bertanggung jawab atas pengeboman pipa gas alam Nord Stream. Menurutnya, hal ini harus segera diungkap sejelas mungkin.

"Jaringan pipa tersebut sebagai proyek infrastruktur lintas batas yang vital, yang kehancurannya memiliki dampak serius pada pasar energi global dan lingkungan ekologis," ujarnya, dikutip dari Russia Today, Sabtu (18/3/2023).

"China menginginkan penyelidikan yang objektif, tidak memihak dan profesional atas pengeboman itu dan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban, lebih cepat lebih baik."

Diminta untuk mengomentari apa yang disebut "teori Ukraina", yang pertama kali diajukan oleh pejabat anonim AS di New York Times minggu lalu, Wang mencatat bahwa media Barat secara mengejutkan tidak menindaklanjuti laporan jurnalis Seymour Hersh yang menyalahkan AS dan Norwegia dalam insiden itu.

"Kami telah mencatat bahwa beberapa media Barat diam secara misterius setelah Hersh melaporkan bahwa AS berada di balik ledakan Nord Stream. Tapi sekarang media ini luar biasa simultan dalam membuat suara mereka didengar. Bagaimana AS menjelaskan ketidaknormalan seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tersembunyi di balik layar?" kata Wang.

Nord Stream 1 dan 2, jaringan pipa yang dibangun di bawah Laut Baltik untuk membawa gas alam Rusia ke Jerman dan selanjutnya ke Eropa Barat, rusak dalam serangkaian ledakan pada September 2022.

Pada awal Februari, Hersh menerbitkan sebuah laporan yang merinci bagaimana Washington menghancurkan jaringan pipa, menjelaskan bagaimana penyelam AS menanam bahan peledak dan sebuah pesawat Norwegia mengirimkan sinyal ledakan.

Pemerintah AS membantah semua tuduhan, melabeli laporan Hersh sebagai "fiksi yang benar-benar salah dan lengkap", sementara Rusia dan China menyerukan penyelidikan yang independen dan transparan.

Laporan New York Times mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang menyatakan bahwa para penyabot 'kemungkinan besar warga negara Ukraina atau Rusia, atau kombinasi dari keduanya', mengutip intelijen baru yang tidak ditentukan. Namun ditegaskan oleh sumber itu bahwa tak ada warga AS dan Inggris yang terlibat.

Ketika dia diperlihatkan artikel New York Times selama wawancara, Hersh tertawa dan bertanya, "Apakah mereka sebodoh itu?" mengacu pada sumber anonim. Meskipun demikian, cerita itu diulangi oleh semua media utama Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak yakin. Selama wawancara dengan Rossiya-1 pada hari Selasa, dia menolak anggapan bahwa aktor non-negara dapat berada di balik tindakan sabotase yang kompleks sebagai 'omong kosong'.

"Serangan itu hanya bisa dilakukan oleh spesialis, dan didukung oleh seluruh kekuatan negara yang memiliki teknologi tertentu," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Momen Langka! Rusia Desak NATO Rapat Darurat, Ada Apa?


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading