
Alternatif Lain Depo BBM Plumpang, Bangun Tembok 30 Meter!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan alternatif solusi dari kebakaran Depo Plumpang yakni dengan membangun tembok yang tinggi sekitar 30 meter. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Menteri Arifin bilang, ada solusi alternatif pasca kebakaran Depo Plumpang beberapa waktu yang lalu. Arifin mengatakan selain memindahkan Depo Plumpang ke Tanah milik PT Pelindo (Persero) seperti yang diusung oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arifin menyarankan bisa dibangunkan tembok setinggi 30 meter.
"Itu kan salah satu, alternatif (pemindahan depo). Iya kan alternatif kan ada bangun tembok 30 meter, itu alternatif juga," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/3/2023).
Arifin juga mengungkapkan bahwa alternatif solusi dengan membangun tembok tinggi dinilai sebagai cara yang cepat dan aman. "(Bangun tembok) cara cepat, aman," tandasnya.
Di lain sisi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sebelumnya telah buka suara perihal rencana pemindahan lokasi Tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Plumpang, Koja, Jakarta Utara ke lahan milik PT Pelindo (Persero) yang berada di Kalibaru kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Menurut Nicke pemanfaatan lahan eks reklamasi di Kalibaru yang bekerja sama dengan Pelindo sejatinya sudah direncanakan sejak tiga tahun yang lalu. Namun demikian, lahan tersebut tidak sepenuhnya diperuntukkan untuk memindahkan keseluruhan TBBM Plumpang.
Perusahaan, kata Nicke hanya berencana memindahkan sebagian fasilitas di Depo Plumpang seperti BBM ritel ke Kalibaru. Ditambah dengan pembangunan industri petrokimia serta fasilitas untuk pengembangan energi baru di kawasan tersebut.
"Ini sudah kami rencanakan sejak 3 tahun lalu bukan karena kebakaran ini. Kami menyadari karena Plumpang masih akan sama seperti sekarang dalam 5 tahun ke depan, dan nanti pun setelah sebagian di pindah ke Kalibaru masih tetap ada aktivitas di integrated terminal Jakarta ini," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, dikutip Rabu (15/3/2023).
Oleh sebab itu, dia menilai opsi untuk menutup TBBM Plumpang tidak bisa serta merta dilakukan begitu saja untuk saat ini. Sehingga, langkah yang diambil Pertamina yakni dengan membangun atau memperluas buffer zone di sekitar Depo Plumpang.
Adapun dari adanya rencana perluasan pembangunan buffer zone ini, kemungkinan rumah penduduk yang berada di dalam zona buffer zone akan direlokasi. "Untuk itu tentu akan ada pembebasan akan ada kompensasi akan ada ganti untung sesuai dengan skema atau aturan yang berlaku," ujarnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan, Depo BBM Plumpang ini akan dipindah ke Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
Menurut Jodi, PT Pelindo sendiri sebenarnya sudah menawarkan lahan tersebut kepada Pertamina sejak dua tahun yang lalu. Rencananya luasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan TBBM di Kalibaru yakni mencapai 32 hektar.
"Lahannya di Kalibaru 32 hektar lahan reklamasi. Mungkin pengembangan pertama gak sampai perlu 32 hektar. Kebutuhan Pertamina di luar terminal kita hitung kira-kira 30 hektar," ungkap Jodi di Gedung Kemenko Marves, Senin (6/3/2023).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Pemicu Kebakaran Hebat Depo BBM Plumpang? Ini Dugaan Ahli