Bocoran Capres Didukung Jokowi: Ganjar-Prabowo, Tak Ada Anies
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sejumlah kesempatan mengajak sosok-sosok yang digadang-gadang akan turut serta dalam Pemilihan Presiden 2024-2029. Yang paling hangat adalah kebersamaan Jokowi, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo dalam acara panen raya di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Mereka bertiga bahkan melakukan swafoto di tengah sawah.
Merespons hal tersebut, adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengaku pihaknya terbuka jika kakaknya diduetkan dengan Ganjar di Pilpres 2024.
"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya, berbeda kan," kata Hashim saat menghadiri deklarasi relawan Prabowo Mania, Minggu (12/3).
Kemarin, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui sejumlah nama memang telah masuk bursa calon presiden (capres) yang didorong Jokowi dalam pilpres mendatang. Selain Ganjar dan Prabowo juga ada nama seperti Ketua DPR RI Puan Maharani.
"Pak Jokowi memang mengajak mereka yang secara elektoral itu dipersepsikan positif. Seperti Mbak Puan, kemudian Pak Ganjar, Pak Prabowo, Erick Thohir bahkan terakhir Pak Sandiaga Uno," ujar Hasto di Jakarta, Kamis (16/3/2023).
Pernyataan Hasto sekaligus merespons isu duet antara Ganjar dan Prabowo usai momen kedekatan keduanya bersama Jokowi di Kebumen, Jawa Tengah.
Menurut Hasto, beberapa nama itu dianggap mampu melanjutkan program presiden, termasuk di antaranya melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Itu kan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya pemimpin masa depan. Pemimpin yang melanjutkan kebijakan pembangunan Pak Jokowi termasuk pemindahan Ibu Kota Negara. Jadi bukan pada preferensi dari Presiden," ucap Hasto.
Namun, Hasto meyakini presiden memahami bahwa urusan pencalonan Presiden PDIP mutlak ada di tangan Megawati. Dan menurut Hasto, sebagai kader, Jokowi memahami mekanisme internal dalam partai.
"Pak Jokowi tahu, jodoh menjodohkan keputusan itu kalau di PDIP berada di tangan Bu Mega. Dan Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai kader PDIP memahami mekanisme di internal partai," katanya.
Berita selengkapnya >>> Klik di sini
(miq/miq)