2 Menteri Jokowi Bicara Soal SVB, Akankah RI Baik-baik Saja?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
15 March 2023 07:20
Customers wait in line outside a branch of the Silicon Valley Bank in Wellesley, Massachusetts, U.S., March 13, 2023.     REUTERS/Brian Snyder
Foto: REUTERS/BRIAN SNYDER

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana yang dialami Silicon Valley Bank (SVB), salah satu bank terbesar ke-16 di AS, menuai perhatian dari seluruh dunia. Akankah bencana ini menimbulkan krisis, tak hanya bagi AS, tetapi juga dunia hingga Indonesia?

Indonesia sendiri praktis terkena riak-riak dari kekacauan ini. Pasalnya, hampir separuh dunia, diwarnai oleh tren flight to 'safe haven, tak terkecuali di Tanah Air.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok lebih dari 1,5% mengikuti sentimen negatif di hampir semua bursa. Sementara itu, mengutip data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.380/US$, melemah 0,13% di pasar spot.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa dirinya tidak melihat ada tanda-tanda yang punya pengaruh terhadap Indonesia.

"Karena kelihatannya modal capital dari bank-bank kita juga bagus sekali jadi tapi kan resesi global kita harus super hati-hati menghadapi ini," ungkap Luhut saat ditemui di Hotel St.Regis, Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Menurut Luhut, rasio likuiditas bank di Indonesia saat ini cukup baik dibandingkan China, AS dan Jepang.

"Kita ga boleh jumawa saya lihat liquid coverage ratio di Indonesia itu 234% masih tinggi, USA itu 148%, Jepang 135%, China 132%," tegasnya.

Dia yakin perbankan di dalam negeri dan Kementerian Keuangan, LPS, OJK dan BI sangat kredibel.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pemerintah waspada terhadap adanya kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS), yang merupakan bank kecil dan regional dapat berdampak sistemik.

Menurut Sri Mulyani, Indonesia masih baik dari pergerakan nilai tukar dan capital flow. Dia yakin bahwa SVB tidak akan menimbulkan efek seperti Lehman Brothers di 2008.

"Tentu kita berharap AS bisa stabilkan sektor keuangan, karena bisa mempengaruhinya," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, dikutip Rabu (15/3/2023).

Kejatuhan SVB ini, kata Sri Mulyani, dapat dijadikan studi kasus untuk Indonesia. Bendahara negara ini menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir, bank regional yang hanya memiliki aset sebesar US$ 200 miliar telah menimbulkan guncangan terhadap para nasabah lainnya di bank-bank besar.

Alhasil, pemerintah AS akhirnya memutuskan untuk akhirnya melakukan bailout atau memberikan dana talangan kepada SVB, untuk tidak membuat panik para deposan di bank lainnya.

"Ini pelajaran yang harus kita lihat, bahwa bank yang kecil dalam posisi tertentu bisa menimbulkan persepsi sistemik," jelasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Soal SVB Bangkrut: Tak Ada Tanda-tanda Bahaya Besar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular