Internasional

Krisis Bank AS Sambar Sektor Ini, Bakal Ada "Kiamat" Baru?

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 March 2023 14:11
Inhabited and abandoned homes are seen along Walbrook Avenue in West Baltimore, Maryland, US, on Wednesday, Nov. 9, 2022. Photographer: Nathan Howard/Bloomberg via Getty Images  The exodus from Walbrook Avenue has been replicated across the country since the subprime mortgage crisis blew up the financial system more than a decade ago and a wave of foreclosures washed through cities like Baltimore. Photographer: Nathan Howard/Bloomberg via Getty Images Foto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kini gonjang-ganjing. Ini karena kolapsnya sejumlah bank sepekan ini.

Bukan hanya satu tapi dua. Diketahui selain Silicon Valley Bank (Bank Silicon Valley/SVB), hari Minggu AS menutup bank lain yakni Signature Bank.

Namun fakta ini ternyata mempengaruhi sektor lain. Ambruknya bank-bank itu membuat suku bunga kredit perumahan (KPR) jatuh.

Tingkat rata-rata suku bunga KPR 30 tahun, turun menjadi 6,57%, Senin. Angka itu, melanjutkan penurunan dari Jumat yang sempat menyentuh 6,76%.

Padahal, Rabu pekan lalu, suku bunga sempat menyentuh yang tertinggi 7,05%. Diketahui pada Oktober, suku bunga melonjak lebih dari 7% dan ini membuat perlambatan dalam penjualan rumah.

Lalu apa artinya ini?

Mengutip CNBC International Selasa (14/3/2023), sejumlah pihak melihat ada dampak positif yang sebenarnya ditularkan. Bukan "kiamat" melainkan kesempatan.

Jika suku bunga terus turun ini diyakini akan menarik pembeli rumah kembali ke pasar. Terutama jika sesuatu yang besar terjadi.

"Krisis mini perbankan ini harus mendorong perubahan perilaku konsumen agar memiliki dampak positif yang bertahan lama pada suku bunga. Ini masih tentang inflasi," kata Chief Operating Officer (COO) di Mortgage News Daily, pengawas suku bunga perumahan.

"Pasar sekarang harus bersaing dengan dampak inflasi dari ketakutan konsumen," tambahnya.

Sebelumnya bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) melalui Jerome Powell mengatakan data ekonomi terbaru lebih kuat dari yang diharapkan. Sehingga suku bunga akan terus dinaikkan.

"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," kata Powell pekan lalu.

Di AS, tingkat hipotek tidak persis mengikuti tingkat dana federal. Tapi ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Fed dan pemikirannya tentang masa depan inflasi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dampak Kolapsnya SVB AS ke RI, Begini Penjelasan 5 Ekonom!


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading