Nyata! Perang Rusia-Ukraina Ancam Stok Pupuk RI, Kenapa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 March 2023 14:30
Ilustrasi Pupuk. (James Wakibia/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Foto: Ilustrasi Pupuk. (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Minggu lalu, Presiden Joko Widodo mengungkap masalah pupuk di Indonesia. Pupuk terutama jenis NPK harganya sedang tinggi dan juga stoknya langka. Curhat dari petani pun mengalir ke Jokowi.

Dalam keterangannya, Jokowi menjelaskan kalau kebutuhan pupuk nasional sebanyak 13 juta ton. Dari jumlah itu, pabrik industri pupuk Indonesia hanya memproduksi 3,5 juta ton atau 26%. Beberapa waktu lalu, ada tambahan dari Pupuk Iskandar Muda 570 ribu ton. Sedangkan impor pupuk Indonesia sebanyak 6,3 juta ton atau 74%.

Masalah tambah rumit karena impor pupuk dan bahan bakunya sedang terganggu akibat perang Ukraina dan Rusia. Menurut Jokowi, importasi bahan baku dan pupuk justru banyak dari kedua negara yang sedang bertikai itu.

"Akan tetapi, kita semua harus tahu juga, bahwa tempat bahan baku maupun produksi pupuk ini adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Ini problem yang dihadapi semua negara di dunia," sebut Jokowi seperti dikutip, Selasa (14/3/2023).

Pernyataan Jokowi tersebut dibenarkan PT Pupuk Indonesia (Persero). SVP Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengungkapkan kenaikan harga dan kelangkaan pupuk utamanya jenis NPK sudah terjadi dalam setahun terakhir. Penyebab utamanya adalah karena perang Rusia dan Ukraina. Dampaknya pun meluas hingga ke wilayah Indonesia.

Para pekerja menyusun karung pupuk di Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta, Indonesia, pada Rabu, 4 Agustus 2021. Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah melampaui jumlah kematian harian akibat Covid-19 di dunia saat varian delta menyebar ke seluruh negeri dan membanjiri negaranya. rumah sakit. (File Foto - Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)Foto: Para pekerja menyusun karung pupuk di Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta, Indonesia, pada Rabu, 4 Agustus 2021. (File Foto - Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Para pekerja menyusun karung pupuk di Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta, Indonesia, pada Rabu, 4 Agustus 2021. Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah melampaui jumlah kematian harian akibat Covid-19 di dunia saat varian delta menyebar ke seluruh negeri dan membanjiri negaranya. rumah sakit. (File Foto - Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)

"Pupuk NPK unik, harganya dalam setahun terakhir mahal, semua jenis pupuk lagi mahal, terutama NPK, dan kenapa harga NPK mahal? karena dampak perang Rusia-Ukraina, sekitar 30-an persen kebutuhan dari sana," ungkapnya.

Produksi pupuk NPK di Indonesia masih terbilang minim, hanya mampu memproduksi 3,5 juta ton dari kebutuhan nasional sekitar 8,6 juta ton. Sebagian besar pupuk NPK diproduksi Pupuk Indonesia Group. Artinya sekitar 74% atau 6,3 juta ton pupuk NPK lainnya harus impor.

Penyebab minimnya produksi pupuk NPK atau Nitrogen Fosfor dan Kalium dalam negeri karena Indonesia kekurangan fosfor serta kalium, sehingga tidak bisa memproduksi sendiri. Sedangkan untuk bahan baku urea yakni nitrogen, Indonesia memiliki sumberdaya yang cukup melimpah.

"Di Indonesia fosfor kalium kecil, jadi gak bisa penuhi kebutuhan nasional. Impornya Fosfor mayoritas negara Timteng, China. Sedangkan Kalium yang jenis pupuknya KCL potasium 30% kebutuhan dunia dari Rusia dan Belarusia. Selama perang 1/3 kebutuhan dunia hilang, otomatis harga gila-gilaan," kata Wijaya.

Demi memenuhi kebutuhan Fosfor dan Kalium, Pupuk Indonesia mencari sumber bahan baku lain, caranya menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan dari negara selain Rusia, diantaranya dari Laos, Mesir, hingga Kanada.

"KCL impor 800 ribu ton, Fosfor 400 ribu ton dari Timteng seperti Jordania, Mesir. Kebutuhan bahan baku sampai akhir tahun safe relatif aman gak terpengaruh perang itu, hanya harga tinggi," sebut Wijaya.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sudah Keluar Rp 1,7 T, Pabrik Pupuk Aceh Dapat Warning

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular