Dipindah ke Tanah Pelindo, Depo BBM Plumpang Bakal Jadi Apa?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
10 March 2023 17:00
A man walks near storage tanks at a state-owned Pertamina fuel depot in Jakarta, Indonesia, May 8, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya dan PT Pertamina (Persero) sepakat untuk memindahkan Depo atau Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta Utara, ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Hal ini menyusul terjadinya insiden kebakaran Depo BBM Plumpang pada Jumat (03/03/2023) malam. Padatnya pemukiman di dekat area depo menyebabkan insiden ini memakan korban jiwa. Sebanyak 19 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Erick sempat menyebut bahwa pemindahan depo ini kemungkinan baru siap dilakukan pada akhir 2024 mendatang. Lalu, proses pembangunan depo baru diperkirakan memakan waktu 2-2,5 tahun.

Dengan rencana relokasi depo BBM ini, lantas bagaimana nasib Depo BBM Plumpang nantinya?

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, Terminal BBM Plumpang ini nantinya akan dijadikan sebagai ekosistem produk pelumas atau oli.

"Apakah Plumpang akan ditinggalkan? Tentu tidak, karena di situ pelumas atau oli yang memang tidak memerlukan pipa seperti BBM. Mungkin lebih aman, jadi ekosistem untuk pelumas bisa dikembangkan di situ (Plumpang)," ungkapnya, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (10/03/2023).

Meski demikian, ia menambahkan hal itu semua harus ada perhitungan-perhitungan secara bisnis.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan, Depo BBM Plumpang ini akan dipindah ke Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

Menurut Jodi, PT Pelindo sendiri sebenarnya sudah menawarkan lahan tersebut kepada Pertamina sejak dua tahun yang lalu. Rencananya luasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan TBBM di Kalibaru yakni mencapai 32 hektar.

"Lahannya di Kalibaru 32 hektar lahan reklamasi. Mungkin pengembangan pertama gak sampai perlu 32 hektar. Kebutuhan Pertamina di luar terminal kita hitung kira-kira 30 hektar," ungkap Jodi di Gedung Kemenko Marves, Senin (6/3/2023).

Perlu diketahui, Depo BBM Plumpang nyatanya berperan penting untuk memasok BBM di negeri ini, khususnya DKI Jakarta dan sekitarnya. Apalagi, depo BBM ini sudah beroperasi sejak 1974. Artinya, hampir 50 tahun Terminal BBM Plumpang ini beroperasi.

Selama itu, Depo BBM Plumpang Pertamina ini menyokong suplai BBM di Indonesia sebesar 20% dari kebutuhan BBM harian nasional.

Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Depo BBM Plumpang ini dibangun di atas lahan seluas 48.352 hektar, dengan kapasitas awal tangki sebesar 60.000 kilo liter (kl) pada 1974. Lalu, pada 1978, kapasitas tangki dinaikkan menjadi 80.000 kl, dan meningkat menjadi 200.000 kl pada 1987.

Angka ini terus bertambah hingga kapasitas penyimpanan BBM di Depo Plumpang saat ini mencapai 324.535 kl.

Sebelum kejadian kebakaran di Depo Plumpang pada Jumat lalu, penyaluran BBM rata-rata dari Depo Plumpang dalam satu bulan terakhir sebesar 17.799 kl per hari. BBM yang disalurkan terdiri dari Biosolar, Pertamax, Pertalite, Pertamina Dex, Pertamax Turbo, dan Dexlite.

Selain itu, Depo Plumpang juga mendapatkan pasokan BBM dari sumber lain melalui kapal laut. Pada Februari 2023 lalu, total penerimaan BBM yang disuplai ke Depo Plumpang dan Tanjung Priok adalah sebesar 491.485 kl.

Salah satu pemasok BBM di Depo Plumpang adalah Terminal BBM Balongan yang menyalurkan melalui pipa sepanjang 210 kilo meter (km).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terminal BBM Plumpang Kebakaran, Ini Pernyataan Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular