PLN Ingin Masuk Bisnis Niaga LNG & BBM, Apa Kata Pemerintah?

pgr, CNBC Indonesia
Jumat, 10/03/2023 13:46 WIB
Foto: PLN Kantor Pusat. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT PLN Energi Primer Indonesia berkeinginan untuk masuk ke bisnis niaga minyak dan gas bumi (migas) melalui bisnis niaga Liquefied Natural Gas (LNG) dan juga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Rencana masuknya PLN ke sektor niaga gas ini upaya perusahaan untuk menjamin dan menjaga pemenuhan kebutuhan energi primer untuk pembangkit listrik miliknya.

Hal itu pun dibenarkan oleh Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia, Mamit Setiawan. Ia bilang, pihaknya sedang memproses izin niaga LNG dan BBM tersebut.


Mamit menyatakan, erusahaan diberikan amanah untuk menjamin dan menjadi pemenuhan kebutuhan energi primer yang lebih handal dan efisien untuk pembangkit listrik milik PLN Group

Perusahaan juga, kata Mamit diberikan amanah untuk melakukan optimalisasi terhadap asset yang di miliki oleh PLN Group terkait dengan energi primer termasuk di dalamnya adalah gas/LNG dan BBM dengan tetap memprioritaskan sumber dari dalam negeri utamanya dari produksi dari BUMN sesuai dengan arahan Kementerian BUMN untuk sinergi BUMN.

"Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan skema tersebut, sesuai regulasi Kementrian ESDM, PLN EPI harus memiliki izin niaga gas/LNG dan BBM di mana saat ini semuanya masih dalam proses," ungkap Mamit kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/3/2023).

PLN Energi Primer Indonesia, kata Mamit, hanya berencana memperoleh izin niaga gas atau LNG, sementara terkait dengan bisnis SPBU, pihaknya tidak ada rencana.

Dikonfirmasi akan rencana pengajuan rencana bisnis niaga gas PLN, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Migas Kementerian ESDM), Tutuka Ariaji menyebutkan, bahwa pihaknya belum menerima pengajuan izin niaga LNG tersebut.

"Belum ada pengajuan," kata Tutuka kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/3/2023).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 2024, PLN Raih Pendapatan Rp 545,4 T & Laba Rp 17,76 Triliun