Heboh Ramalan Gempa Dahsyat di RI, Begini Penjelasan BMKG

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
10 March 2023 14:40
BMKG (Farih Maulana/detikcom)
Foto: BMKG (Farih Maulana/detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ahli Seismik Belanda Frank Hoogerbeets jadi sorotan karena ramalannya soal gempa mematikan di Turki yang terjadi bulan lalu. Tak berhenti di situ, dalam siaran di Youtube SSGEOS, Hoogerbeets meramalkan Indonesia akan mengalami gempa dahsyat.

Dia memprediksi gempa akan terjadi di Sulawesi, Halmahera, mungkin Laut Banda.

Lalu bagaimana menurut  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)?

Mengutip artikel berjudul 'Gempa bumi Tektonik Bisa Diprediksi?' yang dipublikasikan BMKG di situs resmi pada 6 Maret 2023, ramalan Hoogerbeets terkait telah menyebabkan kehebohan di kalangan masyarakat. Apalagi, dia memprediksi gempa bakal terjadi pada tanggal 3 dan 4 Maret 2023.

Artikel itu ditulis oleh Marniati dari Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar dan Imanuela Indah Pertiwi dari Stasiun Geofisika Kelas IV Kendari.

"Hal yang sangat perlu diketahui bahwa wilayah Indonesia tidak dapat terhindar dari kejadian-kejadian gempa bumi," dikutip Jumat (10/3/2023).

Dijelaskan dalam artikel, letak wilayah Indonesia yang berada dan diapit oleh tiga hingga empat lempeng utama dunia inilah yang menyebabkan kejadian-kejadian gempa bumi di Indonesia.

Lebih lanjut dijabarkan, lempang-lempeng tersebut terus bergerak setiap detiknya, akibat dari panas di dalam inti bumi yang menggerakkan partikel-partikel penyusun lempeng.

"Ketika lempeng-lempeng tersebut sudah tidak dapat menahan aliran partikel panas dari inti bumi, maka akan bergerak dengan mengeluarkan energi yang sangat besar."

"Pergerakan inilah yang menimbulkan getaran gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat."

Lalu bagaimana dengan wilayah-wilayah di Indonesia yang diramal oleh Hoogerbeets tersebut?

"Wilayah Sulawesi, Laut Banda, dan Halmahera memiliki potensi yang cukup besar untuk diguncang gempa bumi. Masing-masing sumber sesar/patahan dan batas lempeng (sumber subduksi megathrust) terus bergerak setiap detiknya selama bumi masih beraktivitas dan masih ada kehidupan," bunyi tulisan tersebut.

Disebutkan, telah ada hasil penelitian beberapa peneliti terkait keberadaan sesar/patahan di Sulawesi, Halmahera, dan Laut Banda. Bahkan potensi magnitudo maksimum gempa bumi yang dihasilkan oleh sesar-sesar tersebut telah diteliti.

Ditambahkan, terdapat setidaknya ada 264 segmen sesar darat dan laut, serta 13 segmen subduksi pada batas pertemuan lempeng, yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Disebutkan, dengan posisi Indonesia yang berada di batas pertemuan antar lempeng utama dunia dan banyaknya sesar, baik di darat maupun laut, mengharuskan Indonesia ekstra siap-siaga.

"Gempa bumi tektonik tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya dan tidak dapat dicegah, tapi risiko akibat gempa bumi dapat dikurangi," bunyi kalimat penutup dalam tulisan tersebut.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG: Gempa M 5,6 Guncang Cianjur, Terasa Hingga Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular