Pesta 'Durian Runtuh' Batu Bara Usai, Begini Antisipasi PTBA

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 March 2023 16:35
Doc.PTBA
Foto: Doc.PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memproyeksikan harga batu bara pada tahun 2023 ini akan terkoreksi. Hal tersebut menyusul membaiknya hubungan perdagangan antara Australia dan China, serta mulai berakhirnya musim dingin di Eropa.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, pihaknya sendiri sudah melakukan langkah antisipasi seiring dengan menurunnya harga batu bara di pasar internasional. Salah satunya yaitu dengan melakukan langkah-langkah efisiensi dan penetrasi pasar.

"Menurut kami, berdasarkan analisa 2023 ini diperkirakan harga batu bara akan terkoreksi, kenapa? Karena memang tadi dikatakan hubungan antara China dengan Australia sudah mulai membaik, perang antara Rusia dan Ukraina meskipun masih berlanjut tapi dampak terhadap musim dingin ternyata sampai saat ini sudah bisa diatasi," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Perlu diketahui, harga batu bara hingga kini belum juga membaik. Pada perdagangan Rabu (8/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 182,25 per ton. Harganya melandai 0,55%.

Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif harga batu bara yang melemah sejak akhir pekan lalu. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga batu bara anjlok 7,95%.

Harga batu bara saat ini tentunya jauh berbeda dibandingkan 2022 yang berada di kisaran US$ 300 - US$ 400 per ton. Bahkan, tahun lalu harga batu bara sempat menyentuh rekor tertinggi mencapai US$ 463,75 per ton pada 5 September 2022, lebih tinggi dibandingkan 2 Maret 2022 yang sempat mencapai US$ 446 per ton.

Menurut Arsal, meskipun harga batu bara bakal terkoreksi, PTBA akan tetap menjaga kinerja di tahun ini tetap tumbuh positif. Dengan demikian, perusahaan bisa mengulangi kesuksesan yang terjadi pada 2021 maupun 2022.

"Kami berkomitmen untuk bisa tetap positif, masalah nanti lebih baik atau tertinggi sepanjang sejarah, nanti kita lihat," katanya.

Adapun pada tahun 2022, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun. Angka tersebut naik 59% dibandingkan laba bersih 2021 yang sebesar Rp 7,9 triliun.

Arsal menyebut capaian laba bersih pada 2022 ini merupakan capaian laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Capaian peningkatan laba bersih perusahaan pada 2022 dipicu oleh lonjakan pendapatan yang naik 46% menjadi Rp 42,6 triliun dari Rp 29,3 triliun pada 2021.

Dari sisi operasional, dia menyebut, total produksi batu bara PTBA pada tahun 2022 mencapai 37,1 juta ton, meningkat 24% dibanding tahun 2021 sebesar 30,04 juta ton.

Sedangkan penjualan batu bara PTBA pada 2022 sebanyak 31,7 juta ton, tumbuh 12% dibanding tahun 2021 yang sebesar 28,4 juta ton.

Sepanjang 2022, perseroan mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 12,5 juta ton dan realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 19,2 juta ton atau 216% dari target DMO atau 119% dari realisasi tahun 2021 yang sebesar 16,1 juta ton.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Formula Harga Batu Bara Diubah, Begini Respon PTBA..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular