
Mengejutkan! RI Temukan 'Harta Karun' Berjumlah Raksasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikabarkan menemukan 'harta karun' berupa minyak dan gas bumi (migas) dengan jumlah yang raksasa. Jika memang benar-benar terbukti, tentunya penemuan harta karun migas ini bisa mendukung rencana target produksi migas Indonesia yang mencapai 1 juta barel.
Indonesia diketahui masih menyimpan 'harta karun' migas di Blok Warim, Papua dan Blok Seram, Maluku.
Berdasarkan bahan paparan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Blok Seram disebut memiliki potensi minyak sebesar 7,596 miliar barel dan gas sebesar 13,69 triliun kaki kubik (TCF). Sementara area Warim menyimpan potensi minyak 25,968 miliar barel dan gas bumi 47,37 TCF.
"Jadi di Warim itu potensi minyak 25 miliar barel. Kalau betul-betul, 20% saja bisa diambil, 5 miliar itu sudah baik lah buat Indonesia,"
"Apalagi juga gasnya potensinya sampai 47 TCF. Ini dua kali dari Masela dan sama dengan Natuna cuma Natuna banyak CO2-nya. jadi ini yang memang harus kita coba upayakan," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu yang lalu.
Meskipun, mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun, wilayah kerja yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini tersebut berada di dalam area hutan nasional lorentz. "Padahal tetangganya di Papua Nugini sudah menghasilkan minyak dan ada LNG fasilitas," ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah akan mencoba mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri. Pasalnya, jika didiamkan saja, Indonesia akan kehilangan devisa untuk impor.
"Tentu saja harus kita antisipasi. Kita sedang mengupayakan berbicara dengan KLHK tapi ini juga terkait penetapan dari unesco, kita berharap akan ada solusi yang baik gimana kita bisa memanfaatkannya," ujarnya.
Praktisi Migas, Hadi Ismoyo mengungkapkan bahwa di kedua daerah tersebut masih minim sumur minyak yang belum didukung oleh data seismik.
Sehingga Hadi mengungkapkan bahwa pembuktian bahwa memang ada cadangan minyak seperti yang disebutkan oleh data Kementerian ESDM merupakan perjalanan yang panjang.
"Potensi yang ada di sana itu memang besar tapi jangan dibikin spekulasi seolah-olah miliaran barel tanpa data yang baik atau yang sudah diverifikasi. Karena disana belum ada sumur, mungkin satu sumur yang didukung dengan seismik yang sedikit. Jadi kita perlu banyak sekali tahapan-tahapan eksplorasi diseminasi. Untuk membuktikan reserve itu sebesar itu, masih jauh," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program 'Energy Corner', Senin (13/2/2023).
Hadi menilai, data potensi yang dirilis oleh Kementerian ESDM bisa menimbulkan spekulasi yang berlebihan di masyarakat. Dia beberkan fakta di lapangan yang dialami saat ini adalah untuk mendapatkan 1 barel minyak harus melewati segala macam rintangan.
"Kelihatanya angka-angka yang disampaikan itu terlalu bombastis, terlalu berbau propaganda. Masyarakat umum dicekoki dengan angka-angka yang super spekulatif, itu nggak bagus juga. Kita di lapangan itu kan mengerti ya untuk mendapatkan 1 barel minyak saja susahnya minta ampun," tandasnya.
Sedangkan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga tak menampik bahwa potensi sumber daya migas di wilayah Warim, Papua dan Seram, Maluku cukup besar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan di kedua wilayah tersebut. Pengembangan dua wilayah ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan produksi migas nasional.
Menurut Dwi, potensi minyak area Warim dan Seram diproyeksikan bisa mencapai dua kali lipat dari cadangan minyak yang ada saat ini, yang hanya 2,3 miliar barel per hari. Oleh sebab itu, apabila kedua wilayah tersebut dapat dikembangkan, akan menambah cadangan minyak nasional untuk jangka panjang. "Kalau seandainya kita bisa fokus 2 ini dan ini sukses bisa menambah cadangan minyak kita jangka panjang, tentu saja termasuk produksinya," katanya.
Menurut Dwi, untuk pengembangan area Warim sendiri, Kementerian ESDM saat ini tengah menjalin komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meneruskan izin pengembangan. Pasalnya area Warim lokasinya berada di area hutan nasional lorentz.
"Seram gak ada isu mengenai lingkungan, hanya Warim saja. Sebenarnya yang bersinggungannya kecil ya jadi dari wilayah Warim itu yang bersinggungan bukan semuanya bersinggungan di situ, hanya daerah kecil yang bersinggungan," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Potensi 'Harta Karun' Raksasa Rp30.000-an T di Papua
