
Resesi, Resesi, Resesi! AS Resesi Teknis Q3 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) diramalkan resesi di 2023. Resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Chief Executive Officer (CEO) Bank of America Brian Moynihan mengatakan ekonomi AS akan mencapai resesi teknis segera. Ini dimulai pada kuartal III (Q3)(2023).
"Proyeksi dasar kami adalah resesi yang terjadi di ekonomi AS dimulai pada Q3 2023, terjadi hingga kuartal IV (Q4) 2023 dan memasuki kuartal I (Q1) 2024," katanya kepada The Financial Review's Business Summit di Sydney, dikutip Reuters.
Namun berita melegakannya, Moynihan mengatakan bahwa resesi AS tidak akan terlalu dalam. Bank memperkirakan suku bunga akan mulai turun pada kuartal II (Q2) tahun 2024.
Bank memperkirakan kontraksi triwulanan akan berkisar antara 0,5% dan 1%. Bank juga mengharapkan tiga perempat pertumbuhan negatif AS yang dipimpin oleh perlambatan perusahaan, dengan sektor konsumen dalam kondisi yang baik.
"Ini adalah resesi yang sangat kecil dalam skema. Saya tidak berpikir Anda akan melihat resesi yang dalam," katanya.
"Dalam pandangan kami itu didasarkan pada sisi korporasi atau sisi komersial yang melambat, bukan sisi konsumen yang melambat," tambahnya.
Sebenarnya potensi AS resesi sudah mengemuka sejak 2022. Sebagian pengamat menilai AS memang harus resesi untuk menurunkan inflasi di negeri itu.
Sebab bank sentral AS (The Fed) kemungkinan akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga jika inflasi tak kunjung slow. Pasar finansial global akan mengalami "gempa".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Resesi! Kabar Baik dari Ekonomi AS