Internasional

Warning Perang Pecah Asia, China 'Masuk' Taiwan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 07/03/2023 07:50 WIB
Foto: Bendera Taiwan (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemungkinan perang pecah di Asia kembali digaungkan. Kali ini terkait konflik China dan Taiwan.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng memperingatkan pulau itu untuk waspada ke militer China yang masuk tiba-tiba ke beberapa daerah dekat wilayahnya. Warning muncul di tengah meningkatnya ketegangan militer di Selat Taiwan tahun ini.

Pernyataan Chiu muncul saat menjawab pertanyaan dari anggota parlemen di parlemen. Ia mengatakan ada kemungkinan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mencari alasan untuk memasuki wilayah yang dekat dengan wilayah udara dan laut teritorial Taiwan.


Ini dapat terjadi saat pulau itu meningkatkan pertukaran militernya dengan Amerika Serikat (AS), yang memicu kemarahan Beijing. Dia mengatakan PLA mungkin "masuk tiba-tiba" ke zona bersebelahan Taiwan dan mendekati ruang teritorialnya, yang didefinisikan pulau itu sebagai 22,2 km dari pantainya.

"(Saya) secara khusus membuat komentar ini tahun ini, artinya mereka membuat persiapan seperti itu," kata Chiu mengutip Reuters, Selasa (7/3/2023).

"Ke depan, mereka akan menggunakan kekerasan jika mereka benar-benar harus melakukannya."

Sebagai informasi, China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk serangan angkatan udara hampir setiap hari ke zona identifikasi pertahanan udara pulau itu.

Sejauh ini Taiwan belum melaporkan adanya insiden pasukan China memasuki zona tambahannya, yang berjarak 44,4 km dari garis pantainya. Namun Taipei dilaporkan telah menembak jatuh pesawat tak berawak sipil yang memasuki wilayah udaranya di dekat sebuah pulau di lepas pantai China tahun lalu.

Taiwan telah berjanji untuk menggunakan haknya untuk membela diri dan melakukan serangan balik jika angkatan bersenjata China memasuki wilayahnya. China tahun lalu menggelar latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Taiwan sebagai reaksi atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.

AS sendiri adalah pemasok senjata internasional paling penting bagi Taiwan. Meningkatnya dukungan AS untuk pulau demokrasi itu telah menambah ketegangan dalam hubungan AS-China yang sudah memanas.

Diketahui PLA mengirim sekitar 10 pesawat atau kapal ke daerah dekat Taiwan setiap hari. Beberapa melintasi garis median Selat Taiwan, yang secara tradisional berfungsi sebagai penyangga tidak resmi, hampir setiap hari.

China mengklaim Taiwan yang memerintah sendiri sebagai miliknya dan menggunakan kekuatan untuk membawanya di bawah kendali China. Taiwan dengan tegas menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan pulau tersebut.

Sementara itu, mengutip CNBC International, akhir pekan kemarin, Kementerian Keuangan China menegaskan akan meningkatkan pengeluaran pertahanan tahun ini sebesar 7,2% menjadi 1,56 triliun yuan (Rp 3.436,2 triliun), Minggu. Anggaran pertahanan China tumbuh 7,1% tahun lalu menjadi 1,45 triliun yuan.

Menurut data resmi, ini lebih cepat dari kenaikan 6,8% pada 2021 dan kenaikan 6,6% pada 2020. Pada 2019, belanja pertahanan China naik 7,5% menjadi 1,19 triliun yuan.

Meski demikian, laporan itu tak menyebut perang dengan AS. Melainkan "langkah tegas untuk menentang kemerdekaan Taiwan'" sambil tetap berpegang pada seruan Beijing untuk "reunifikasi damai".


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Taiwan Genjot Industri Drone Rp16 T