
Wow! Pabrik Baru Freeport Bisa Hasilkan 50 Ton Emas/Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang menggenjot pembangunan pabrik fasilitas pemurnian konsentrat tembaga (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur. Kelak, smelter bisa memproduksi emas hingga 50 ton per tahun.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. Dia bilang, smelter tembaga ini bisa menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahunnya. Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan 50 ton emas dan 150-200 ton perak per tahun.
Tony mengatakan, pembangunan smelter tembaga itu juga dibarengi dengan pembangunan precious metal refinery yang bisa ikut mengolah mineral mentah berharga lainnya seperti emas dan perak.
"Produk akhir dari smelter tembaga dan precious metal refinery ini adalah katoda tembaga sekitar 600 ribu ton per tahun, kemudian emas batangan sekitar 50 ton per tahun, dan perak batangan sekitar 150-200 ton per tahun. Itu produk utama dari smelter dan precious metal refinery yang kami bangun saat ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Jumat (3/3/2023).
Diketahui saat ini, pembangunan smelter manyar ini mencapai 54,5% atau lebih cepat dari target sebesar 52,9% yang telah pemerintah setujui. Sesuai rencana, PTFI akan menyelesaikan konstruksi smelter tembaga dengan desain single-line terbesar di dunia ini pada akhir Desember 2023 dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024, hingga mencapai operasi penuh pada akhir Desember 2024.
Pada kesempatan yang lain, Tony merinci ketika smelter tembaga baru ini beroperasi secara penuh, tenaga kerja yang akan terserap setidaknya sekitar 1.500 orang. Sementara pada masa konstruksi, proyek smelter ini secara kumulatif bakal menyerap tenaga kerja hingga 40 ribu orang.
"Dalam proses konstruksi angka tenaga kerja kumulatif dibutuhkan 40 ribu orang. Operasional 1.500 orang," kata dia dalam acara Economic Outlook 2023 CNBC Indonesia dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Selain itu, dia menyebut, adanya proyek smelter ini juga akan menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang cukup besar yakni hingga 6-7 kali lipat bagi perekonomian dalam negeri. Bukan hanya terbatas pada ekosistem baterai kendaraan listrik, namun juga produk yang menggunakan tembaga sebagai bahan dasar, seperti kabel atau industri lainnya.
"Ini banyak dipergunakan oleh banyak sekali industri, jadi yang terpenting, bagian dari ekosistem ev battery, dan kedua menyiapkan bahan baku industri hilir lanjutan lainnya," kata dia.
Di sisi lain, Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengaku mendorong terobosan percepatan proyek Smelter tersebut. Selain itu kata dia, proyek ini sebagai bukti nyata, tidak hanya kepada Indonesia tapi juga kepada dunia bahwa Indonesia mengambil peranan penting pada Hilirisasi Komoditi Hasil Tambang.
"Indonesia mengambil peranan penting pada pasokan dan ketersediaan barang tambang yang kini dicari dunia. Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam, terutama komoditas tambang, sudah saatnya Indonesia memiliki kemandirian serta memberi nilai tambah pada komoditi yang dihasilkan, melalui proses pengolahan menjadi produk setengah jadi atau produk jadi," ujar Dilo.
"Sehingga kekayaan alam ini bisa dimaksimalkan untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, melalui hadirnya Holding Industri Pertambangan atau MIND ID," tutup Dilo.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menaker Tinjau Smelter Freeport di Gresik, Tekankan Budaya K3