Economic Outlook 2023

Lengkap! Sri Mulyani Jawab CT Soal Situasi Ekonomi Terkini

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 01/03/2023 10:02 WIB
Foto: Chairman CT CORP, Chairul Tanjung bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia menjadi salah satu narasumber kunci dalam acara acara Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dipandu oleh Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung, banyak hal baru yang diperbincangkan dan pasti sangat butuh diketahui oleh publik dan dunia usaha.


Mulai dari kondisi perekonomian global dan domestik terkini, arah kebijakan fiskal ke depan hingga permasalahan kekayaan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang kini tengah menjadi sorotan publik.

Berikut selengkapnya:

Bagaimana gambaran perekonomian global saat ini dan dampaknya terhadap Indonesia?

Memang kebetulan saya kemarin travelling di tiga tempat yang mungkin cukup relevan untuk bisa di-share.

Pertama saya ke Jepang dalam rangka untuk bilateral maupun juga dari sisi event saya di dalam event JICA dengan IMF itu untuk menggambarkan bagaimana di Asia Pasifik belajar dari pandemi dan recovery.

Kemudian saya ke Frankfurt dan Munich untuk hadir di Munich Security Conference. Ini biasanya adalah advertise-nya di-security tapi mereka melihat geopolitik yang ada hubungannya dengan ekonomi. Dalam hal ini apakah itu berhubungan dengan pulsa pandemi maupun climate change yang diperkirakan akan menimbulkan implikasi serius terhadap masalah security yang kemudian juga berimplikasi juga terhadap global economy.

And then saya langsung pergi ke India di dalam rangka untuk pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang pertama kali. kita semua tahu bahwa sesudah presidensi Indonesia, India yang sekarang memegang presidensi.

Jadi ini adalah pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral pertama yang merupakan pada saat yang sama adalah annual atau anniversary dari perang Ukraina dan Rusia. Sehingga temanya memang kemudian tidak terlepas dari aspek geopolitik yang juga mempengaruhi ekonomi dunia.

Kira-kira asessmen-nya terhadap global ekonomi saya juga ketemu dengan bilateral termasuk dengan Janet yellen dan berbagai menteri, menteri Perancis, Menteri Australia, menteri Suzuki dari Jepang Minggu sebelumnya, ini semuanya untuk memberikan gambaran suasana dari perekonomian global dan terutama negara-negara Besar.

Satu, ekonomi Amerika disebutkan bahwa inflasinya turun tapi tetap pada level yang sangat tinggi dibandingkan dengan keinginan mereka untuk 2%. Jadi kalau kita bicara 6 memang lebih baik dari turun di bawah 9, tapi there is still 6 gitu.

Di sisi lain yang dikatakan oleh Pak CT tadi, ekonomi Amerika itu gak slowing down. sudah dinaikkan suku bunganya tadi hingga ekspektasinya 5% dengan harapan ekonominya slowing down sehingga permintaan menurun, Sehingga harga lebih cepat turun lagi. yang terjadi adalah suku bunga tinggi selalu menimbulkan dampak terhadap reaksi di capital market, di capital flow di berbagai negara, bonds market, exchange rate, namun economy realnya di Amerika masih tumbuh tinggi.

Saya juga tanya sama Janet Yellen mengenai fenomena ini dan memang mengatakan bahwa on the good side dikatakan soft landing itu kemungkinan bisa dicapai. Soft landing itu artinya inflasinya bisa turun without creating resesi. karena selama ini kan orang khawatir dengan suku bunga tinggi akan terjadi hard landing yaitu resesi akan cukup dalam. Sehingga ini memberikan harapan.

Namun dari jadi ini semacam kayak ada ketidakcocokan antara pasar uang dan pasar modal yang selalu cepat sekali bereaksi dalam hal ini dan kekhawatiran terhadap bearish itu suasana yang kemungkinan ini akan meletus versus pasar sektor riil yang relatively resilient. Ini juga bagi policy maker di seluruh dunia kita juga akan melihat kalau bank sentral di seluruh dunia makanya saya menyampaikan hari ini yang mendapat panggung adalah para Central Bank krn Inflasi itu dianggap domainnya central bank.

Mereka dengan kondisi seperti ini how we should interpret, bagaimana menginterpretasikan kenaikan harga ini yang memang kontribusinya tidak hanya dari segi demand side tapi juga dari supply disruption. sehingga policy dan instrumen apa yang paling tepat ini yang sekarang menjadi pembahasan di dalam G20 kita.

Walaupun India presidensi dari sisi agenda mereka melihat banyak aspek, kita bersyukur banyak agenda kita yang di g20 di bawah presidensi di Indonesia diteruskan di India. masalah sustainable Finance, masalah internasional financial asitektur, masalah pandemic fund, digital Ekonomi itu masih akan menjadi fokus dan kita pasti lihat ini akan menjadi sesuatu yang akan makin penting pada tahun-tahun recovery.

Jadi kesimpulannya kalau Negara Amerika kemungkinan soft landing di thats good news karena berarti ekonomi dunia tidak terlalu buruk. Kedua, the positive side RRT sudah buka ekonominya, ini juga memberi harapan paling tidak pada second quarter atau first half this yaer.

Ketiga, Eropa pun waktu saya ketemu sama temen-temen apakah Nadia Menteri Keuangan Spanyol dan dia mengatakan ekonomi is very bullish sekarang ini, jauh lebih baik. In general, Eropa juga tidak seburuk walaupun sudah dihantam dengan harga minyak ya. Harga energi mereka itu tahun lalu sempat naik bahkan tiga kali lipat bahkan in very extreme case pernah naik 5 kali lipat. Namun ekonominya lebih resilient ternyata.

Jadi ini memberikan harapan kalau Amerika, Eropa, RRT baik, India tetap tumbuh bagus. saya datang kita ngobrol sama Menteri Nirmala dan mereka still strong, i think the ekonomi will going to be relatively baik tahun 2023 dibandingkan dibandingkan prediksi resesi dunia. Tapi relatif lebih baik itu means 1,7% atau 2% growth, which is much lower than kondisi waktu recovery 5% 6% atau dalam situasi normal yg biasanya bisa tumbuh di antara 4-5%.

Inflasi masih menjadi faktor yang perhatian karena kontribusi dari kenaikan harga memang bukan dari sisi demand side saja tapi banyak dari sisi supply side juga.

Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)" title="Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023)." />Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kalau situasi global keliatan membaik apakah ekonomi Indonesia bisa tumbuh sesuai harapan?

Tahun 2022 was not an easy year, kalau kita lihat koreksi sangat dalam 2022 dari perkonomian global, bagaimana RRT lemah sekali karena most of the year mereka lockdown, kita bicara eropa harga minyak melonjak sampai 120 dolar itu membuat mereka patah atau lumpuh, AS juga inflasinya sampai 9%.

Jadi kalau kita lihat situasi 2022 dari sisi level dan intensi pressure-nya luar biasa besar, Indonesia itu tumbuh 5,3%, jadi we are good we are resilience pada saat pressure begitu besar dan bank sentral semua negara naikkan suku bunga, termasuk kita. Tapi ekonomi kita tumbuh 5,3%, ekspor kita masih bagus, suprlus 3 kali lipat dari tahun 2021

Penerimaan negara kita tumbuh 48% sampai dengan januari, ini dalam situasi semua mengatakan dunia gelap dan dunia situasinya tidak baik-baik saja. Saya mengatakan resiliensi ini adalah landasan kita untuk optimis, berarti ada daya tahan di dalam perekonomian kita.

Kalau kita lihat accross the board demand sidenya, konsumi sampai dengan januari ini indeks kepercayaan konsumen di 128, still very high, sebentar lagi kita masuk puasa, Lebaran, pemerintah nanti akan mengumumkan THR, ini akan menimbulkan a bullish sentiment terhadap konsumen, inflasi harus kita watch terutama dari bahan makanan. Misalnya selama ini bapak presiden, semua gubernur bupati, ada TPIP TPID sehingga BI tidak bekerjasama sendiri pemreintah pun melihat, mendagri itu tiap senin rapat ttg inflasi, bayangkan

Jadi ini menunjukkan Indonesia quite good in terms of abilitity to perform dari sisi mengendalikan harga dibandingkan negara lain yang hanya mengandalkan kenaikan suku bunga dari bank sentral. Dan kita masih 2023 ini dengan optimisme.

Nah, outlooknya kalau tadi semuanya terjadi soft landing dan terjadi berperbaikan ya berarti Indonesia harus menjaga apa yang sudah kita capai resiliensi dan fondasi ekonomi dari sisi pemulihan sesudah pandemic memang kita berhasil menjadi yg baik. tidak berarti bahwa kita kemudian tidak waspada, optimis dan waspada. Wasapadanya karena kita liat ancaman teritori, teritorinya mungkin tahun 1980 suku bunga di AS bisa sampe 20%, dan resesinya, geopolitk kemudian kita perhatikan bagaimana implikasi terhadap supply change yang berubah.

Namun seluruh perubahan ini sebetulnya untuk kita bisa position dan menciptakan kesempatan yang luar biasa, lets say kalau geopolitik AS antara Rusia RRT terjadi, Indonesia itu among the largest economy based on demokrasi, India dan Indo akan menjadi destinasi yang baik.

Dua, kita punya natural resources, mereka mencari tempat yang natural resources, ekonominya segmented, dan iklim invesatasinya terus diperbaiki, which is Indonesia. infrasturuktur dibangun, kemudahan usaha diperbiaki, simplifikasi dimunculkan, transparansi dinaikkan, ini semua untuk destinasi kita, ekonomi kita stabil, jadi ini kesempatan bagus untuk kita.

Maka kita terus fokus pada perbaikan perbaikan moderasi, infrastruktur, saya dan pak Bas (Menteri PUPR) cek tol Joglosemar ini tiga ini untuk antisipasi arus mudik lebaran di sii lain membuat aktivitas ekonomi luar biasa, jawa kita harap akan continue strong. Sumatera juga kalau jalan tol diperbaiki akan menimbulkan sumber ekonomi yang baik, Kalimantan tidak hanya IKN tapi berbagi pusat industri dan energi yang luar biasa, Sulawesi selalu bagus, Papua kemudian Balinusra mereka juga. Jadi dalam hal ini Indonesia punya kesempatan untuk attracting tidak hanya dari sisi natural recources, tapi ekonominya yang stabil dan tumbuh dengan economic demand yang healty, dan across region, ini bagus regional rata, supplyside dan demand side bagus, jadi its good i hope the government make more money this year.

Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)" title="Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat penghargaan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023)." />Foto: Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat penghargaan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada akhir tahun lalu kita sering mendengar bahwa 2023 dunia gelap termasuk disampaikan Presiden Jokowi. Kabarnya ibu yang bisikin itu?

Ya memang betul kalau kita sebut data itu kan tahun 2022 was not an easy year, dan bapak presiden menyampaikan itu berkali-kali. Sumber Pak Presiden tidak hanya Menkeu, IMF, Menteri ekonomi lain, jadi at the end of the day memang tahun lalu itu memang bukan tahun yang gampang.

Dan dengan situasi yang tidak mudah, manusia itu memang kadang-kadang daya ingatnya pendek banget padahal Agustus lalu waktu harga minyak US$ 126 per barel, Indonesia terpaksa naikkan harga BBM 30% saya tanya Kemenkeu di lapangan that was very-very tough dan kita juga gak terlalu tahu kapan perang ini akan berakhir dan dalam bentuk seperti apa, kapan embargo-embargo ekonomi ini akan scalling down atau up, yang terjadi kemarin saja dengan berbagai embargo ekonomi telah menimbulkan disrupsi yang luar biasa.

Kemarin kalau saya bicara di G20 in many bilateral, mereka semuanya sebetulnya kepengen perang ini berhenti, pertanyaannya bagaimana? Kalau keinginan untuk berhenti perang itu ada di sana. Jadi kalau bapak presiden memberikan warning sebetulnya ini ya bapak Presiden sebagai pimpinan negara, saya sebagi menkeu, kita menyampaikan semua signal-signal yang kita semua harus waspadai namun pada saat yang sama kita punya alasan untuk optimis. Kadang-kadang seperti pak CT saja yang didengerin yang takut-takut saja padahal kita satu napas itu, itu berarti pak CT dalam ketakutan sendri. Pak CT aja takut apalagi masyarakat kebanyakan

Jadi kita juga mencoba untuk menakar messages tapi menyampaikan kepada masyarakat dan pelaku ekonomi eko dunia tidak baik-baik saja itu tidak menakut-nakuti itu adalah responsibility untuk menyampaikan 'eh kita harus hati-hati loh, its doesnt mean bahwa kamu harus takut, beda banget. Hati-hati di jalan dengan kamu harus takut yang membuat orang gak berani its so different.

Namun masukan dari masyarakat, pelaku ekonomi, semuanya kita terima juga, saya dapat pesan beberapa bilang jangan ngomong gitu kita takut, ya sama kayak cucu saya kalo saya cerita sesuatu yang dikit menakutkan dia mimpi buruk, jadi kita juga harus menakar apa yang kita anggap menjadi suatu cerita ternyata diterima sebagai suatu ketakutan atau menakut-nakuti, jadi saya rasa feedback itu fair untuk kita terima.

Banyak pelaku bertanya, jadi saya harus gimana, saya boleh ga investasi? Coba kita liat kredit growth kita 11% invsetasi mendekati 5% konsumen percaya diri tinggi, ekspor kita bagus opprotunity investment terbuka, jadi anda jangan liat dan meletakkan tangan di paha, terus saja, jalankan bisnis anda secara lebih baik, kalau anda punya leverage coba melihat komposisi jauth temponya, keuangannya, confidencenya, very basic bisnis yang anda harus liat jangan membabi buta oh kalau ini ga bisa, saya kalau ngomong kek gini kayak ngajarin org yg pinter eko, ekonomi ada resason untuk optimis dan emang ada evidancenya namun waspada itu adalah sesuatu yg baik


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 8 Jurus Sri Mulyani Tembuskan 8%!