Mau Beli Sahamnya Shell, Pertamina Siapkan Duit Triliunan!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 27/02/2023 14:02 WIB
Foto: Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Centre yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Dumai, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) pada tahun 2023 ini mengalokasikan anggaran sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 22,92 triliun (asumsi kurs Rp 15.280 per US$) untuk mengakuisisi blok minyak dan gas bumi (migas).

Adapun salah satu blok migas yang kini tengah dipertimbangkan Pertamina untuk diakuisisi yaitu Blok Masela di Maluku. Pertamina berencana mengambil alih 35% hak partisipasi (Participating Interest/ PI) Shell di Blok Masela. Seperti diketahui, Shell telah berencana untuk keluar dari proyek gas raksasa ini. Hak partisipasi Blok Masela saat ini dipegang oleh Inpex Corporation (65%) dan Shell (35%). Adapun operator atau pengelolanya yaitu Inpex.

Hal tersebut diungkapkan SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba.


"Alokasi anggaran kita untuk anorganik di 2023 kita cadangkan US$ 1,5 miliar untuk akuisisi-akuisisi, termasuk kita mau masuk ke Blok Masela," ungkapnya di Jakarta, dikutip Senin (27/2/2023).

Namun demikian, dia menegaskan, anggaran tersebut bukan hanya untuk akuisisi kepemilikan hak partisipasi di Blok Masela, namun bisa untuk blok migas lainnya. Sementara biaya untuk akuisisi Blok Masela, menurutnya juga masih dalam tahap negosiasi.

"Kita mau masuk ke Blok Masela, cuma ini kan angkanya masih negosiasi berapa besarannya, ini masih berproses. Jadi US$ 1,5 miliar tidak saja untuk Masela, tapi untuk blok lain. Apakah ini terserap atau masih kurang? Itu tergantung progresnya yang sudah kita lakukan negosiasi saat ini termasuk Masela. Kalau memang perlu tambahan kita upayakan, jadi begitu prosesnya," jelasnya.

Di sisi lain, Daniel membeberkan saat ini sudah ada beberapa calon mitra yang tertarik untuk turut serta masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela, salah satunya yakni perusahaan asal Malaysia, Petronas.

"Sudah ada beberapa yang dilakukan pembicaraan dengan Pertamina, ini sambil paralel berbicara dengan Inpex-nya," ujar dia.

Seperti diketahui, Subholding Upstream Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menggarkan investasi hingga mencapai US$ 5,7 miliar atau Rp 86,40 triliun (asumsi kurs Rp 15.158 per US$) untuk tahun 2023. Anggaran tersebut melonjak 44% dibandingkan realisasi investasi pada tahun sebelumnya yang hanya US$ 3,2 miliar.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro beralasan naiknya anggaran untuk investasi tahun ini dilakukan untuk menggenjot peningkatan produksi migas perusahaan. Adapun produksi migas PHE ditargetkan tumbuh 5% dibandingkan realisasi 2022.

"Untuk peningkatan produksi, targetnya kita kan lebih tinggi dari 2022," ujar Wiko saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (7/2/2023).

Wiko menjelaskan anggaran sebesar US$ 5,7 miliar tersebut diperuntukkan untuk investasi hulu dengan rincian, US$ 1,5 miliar untuk merger dan akuisisi, US$ 3,15 miliar untuk Business Development (BD) anorganik dan US$ 1,06 miliar untuk Non Business Development (NBD) organik.

"Anorganik itu kita akuisisi. Kalau organik ya development pengembangan sumur sumur eksisting yang tadi ada 900-an sumur dan lain lain," ujar dia.

Menurut Wiko untuk target produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2023, perusahaan telah mematok sebesar 1,055 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini mengalami peningkatan 5% dibandingkan capaian 2022 yang hanya 1,018 juta boepd.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Pertamina: Shifting Impor Minyak Jadi Cara Jitu Negosiasi Tarif Trump