Internasional

Amit-Amit Dunia Perang Nuklir, Rusia vs AS Menang yang Mana?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
24 February 2023 13:06
The BrahMos missile takes off from India's main missile testing center in the eastern state of Orissa state, in Balasore district, 230 kilometers (144 miles) from Bhubaneshwar, India, Thursday, Dec. 2, 2010. India on Thursday successfully test-fired the supersonic cruise missile, designed to carry conventional warheads, jointly developed with Russia to fine-tune its ability to hit targets, the defense ministry said. (AP Photo)
Foto: Perang Nuklir (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia kembali mencapai titik krusial. Ini diakibatkan serangan Moskow ke Ukraina yang ditentang dan dilawan oleh Washington.

Ini membuat Rusia di bawah Kepresidenan Vladimir Putin memutuskan untuk membekukan sementara perjanjian nuklir START antara negaranya dengan AS. Menurut Putin, hal ini terpaksa dilakukan lantaran AS yang terus membantu Ukraina dengan senjata dan bersama sekutunya menjatuhkan deretan sanksi ekonomi pada Rusia.

"Saya terpaksa mengumumkan hari ini bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian senjata ofensif strategis," katanya pada hari Selasa, (21/2/2023) dikutip Al Jazeera.

Putin juga mengatakan Rusia akan terus melengkapi angkatan bersenjatanya dengan peralatan canggih. Ia juga memaparkan beberapa rudal nuklir Rusia yang baru dan yang telah dikembangkan.

"Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir. Kami akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara dan akan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut," katanya dikutip Reuters.

Rusia dan AS dilaporkan memiliki 90% senjata nuklir dunia. Namun belum ada data resmi yang menguak hal ini lantaran alasan keamanan dan kerahasiaan.

Dalam catatan Buletin Peneliti Atom pada Januari 2023, Negeri Paman Sam memiliki 3.708 hulu ledak nuklir. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 1.770 hulu ledak dikerahkan, sementara sekitar 1.938 disimpan sebagai cadangan.

Di sisi lain, Rusia memiliki jumlah senjata nuklir yang lebih banyak. Pada Oktober lalu, lembaga yang sama menyebutkan Negeri Beruang Putih memiliki 4.447 hulu ledak nuklir.

Lalu, di bawah kedua negara tersebut, ada juga negara-negara lain. Mereka adalah China, Prancis, dan Inggris yang memegang jumlah senjata nuklir di kisaran 200-350 hulu ledak.

Perjanjian START sebenarnya membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan AS dan Rusia, yang notabenenya dua kekuatan nuklir terbesar dunia. Perjanjian itu ditandatangani oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan timpalannya dari Rusia Dmitry Medvedev pada 2010.

Perjanjian itu mulai berlaku pada Februari 2011. Ini kemudian diperpanjang pada 2021 selama lima tahun lagi setelah Presiden AS Joe Biden menjabat.

Dengan adanya keputusan ini, belum diketahui implikasi langsung dari eskalasi nuklir yang terjadi di antara Barat dan Rusia. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Prince mengatakan 'tidak jelas' apakah langkah Putin untuk menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian nuklir START Baru akan memiliki 'dampak praktis'.

"Kami belum melihat alasan untuk mengubah postur nuklir kami, postur strategis kami dulu," kata Price kepada CNN International.

Meski begitu, Direktur lembaga riset Institut Penelitian Perdamaian Dunia Stockholm (SIPRI), Dan Smith, mengungkapkan bahwa hal ini berpotensi menimbulkan bahaya. Terutama di situasi global seperti sekarang ini.

"Ini adalah langkah yang mengecewakan, tidak imajinatif, tetapi tidak mengejutkan yang tidak diuntungkan oleh siapapun. Satu per satu pilar kontrol senjata nuklir antara Rusia dan AS telah diruntuhkan selama dua dekade terakhir," ujarnya.

"Meskipun Presiden Putin belum menarik Rusia dari perjanjian itu, dia telah menciptakan ketidakpastian. Ini mungkin disengaja, tetapi juga bisa berbahaya dalam suasana permusuhan yang memanas saat ini," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pernyataan Baru Putin soal Nuklir Rusia, Perang Nuklir Nyata?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular