Energy & Mining Outlook 2023

Belajar Dari Blackout Listrik 2019, Begini Strategi PLN..

Firda Dwi Mulyawati, CNBC Indonesia
Kamis, 23/02/2023 10:15 WIB
Foto: Iwan Utama dalam Energy & Mining Outlook 2023 mengusung tema

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia pada 4 Agustus 2019 sempat mengalami Blackout atau pemadaman listrik massal. Hal itu terjadi lantaran, pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) yaitu PLTU Suralaya yang memasok listrik untuk Jawa, Madura dan Bali mengalami masalah.

Untuk menghindari black out kembali terjadi, PLN pun perlu menyiapkan diri. EVP Perencanaan Strategis Pembangkitan PLN Iwan Utama menegaskan kondisi kelistrikan Indonesia saat ini sangat andal pasca black out 2019 tersebut.

"Kami menyiapkan infrastruktur menjadi lebih baik seperti dengan membangun 6 jalur transmisi khususnya di Jawa. Kemudian ada proyek sutet 500 kV di Indramayu- Cibatu Baru," kata Iwan dalam Energy & Mining Outlook 2023, Kamis (23/2/2023).


Dia menegaskan PLN menyiapkan terobosan 'anti black out' untuk memastikan tidak berulang. Iwan mengatakan telah dilakukan kelengkapan jaringan sutet di Ungaran dan 2 jalur Tasikmalaya sebelumnya.

"Kemudian juga di Jawa kita lihat ada pembangkit-pembangkit yang besar masuk di sistem sampai saat ini contohnya ada di PLTU Jawa-7 2x1000 untuk memperkuat sistem di Jawa," ujarnya.

Iwan pun memastikan pasokan listrik di Indonesia aman, dan tidak ada lagi isu kekurangan di daerah. Kapasitas pembangkit listrik 2015-2023 juga telah berhasil menyeimbangkan pasokan dan demand di tanah air.

"Hari ini PLN memastikan pasokan listrik Indonesia sangat cukup, dalam kondisi aman. Kita memiliki reserve margin 30%," kata dia.

Kondisi ini berbeda dengan 2015, saat itu hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami cadangan listrik yang 'mepet' kecuali Jawa.

"Kami lakukan pembangunan jangka panjang menjadi sangat kokoh, sehingga energi primer kami monitor saat ini. Sehingga setiap pemenuhan batu bara, gas, bbm mencapai titik aman," kata dia.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Subsidi Listrik 2025 Diramal Jebol, Bisa Tembus Rp90,32 Triliun