Jokowi Wanti-wanti: Bonus Demografi Jangan Sampai Jadi Beban

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 February 2023 15:22
Presiden Jokowi dalam Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah pada (22/2/2023). (Tangkapan Layar Youtube tvMu Channel)
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023). (Tangkapan Layar Youtube tvMu Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia bakal memiliki bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya pada 2033. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap populasi Indonesia yang didominasi penduduk usia produktif itu tidak menjadi beban.

Hal itu diungkapkan Jokowi ketika membuka Muktamar XVII PP Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).



Kepala negara mengatakan komposisi generasi muda sekarang ini sangat besar terhadap struktur demografi Indonesia. Bahkan pada tahun 2023 dari total jumlah penduduk mencapai 280 juta, 66,3 juta didominasi pemuda/pemudi usia 15-30 tahun.

"Oleh sebab itu ke depan yang namanya pemuda ini sangat penting sekali bagi negara kita karena bonus demografi yang kita dapatkan. Jangan sampai menjadi beban, tapi mestinya menjadi modal kita untuk melompat maju," kata Jokowi dalam pidatonya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, jika bonus demografi tidak digarap dengan baik maka akan menjadi beban. Sehingga diperlukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) supaya bisa menjadi negara maju.

Untuk itu, presiden juga menaruh harapan besar pada Pemuda Muhammadiyah untuk menghasilkan agenda dan langkah besar. Terlebih Muhammadiyah adalah nama besar sebagai organisasi pelopor pembaruan Islam di Indonesia.

Selain itu, Jokowi juga berbicara mengenai hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Kepala negara kembali mencontohkan negara seperti Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan bisa melompat menjadi negara maju dan tidak terperangkap di posisi negara berkembang.

"Saya lihat mereka memiliki barang, memiliki produk yang dihasilkan SDM yang menyebabkan negara lain tergantung pada dia," kata Jokowi.

Ketiga negara itu bisa menjadi negara maju memiliki barang yang dibutuhkan oleh perusahaan besar dan negara lain. Seperti komponen digital dari Korea Selatan dan Chip dari Taiwan.

Sehingga apa yang sedang didorong oleh pemerintah saat ini adalah ekosistem baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik, supaya banyak negara lain yang tergantung dari Indonesia. Hingga membuat Indonesia melompat menjadi negara maju.

"Karena kita nikel punya, nikel kita memiliki, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki, karena semua komponen yang dibutuhkan untuk mobil listrik itu ada di Indonesia," kata Jokowi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Masyarakat tidak Boleh Terbelah Karena Pemilu 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular