Rumah Modular Jadi Solusi Atasi Backlog Rumah?

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
17 February 2023 14:32
WSBP
Foto: dok Wakita Beton Precast

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mengembangkan teknologi sistem modular pada produk prefabicated building untuk membangun hunian landed house. Adapun dalam produk ini nantinya konsumen bisa mendapatkan rumah dengan waktu yang relatif cepat dan harga terjangkau.

Director of Engineering and Development WSBP Bambang Dwi Wijayanto menjelaskan bahwa rumah modular dibangun seperti lego, dan memiliki kekuatan yang sama seperti rumah konvensional, karena dibangun di atas struktur tanah yang bagus.

"Kami bangun rumah layaknya seperti lego. Jadi kami cetak dulu. Setelah dicetak, dilihat desainnya, kami hitung budget. habis itu kami bangunkan (rumah) dengan waktu relatif singkat," kata dia kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Adapun inovasi WSBP ini telah diimplementasikan pada Proyek Pembangunan Perumahan Savasa yang berlokasi di Kota Deltamas, Cikarang Pusat. Melalui proyek ini WSBP memperluas pasar eksternal yang bekerja sama dengan perusahaan swasta PT PanaHome Deltamas Indonesia.

Dia juga menegaskan bahwa inovasi tersebut menjadi salah satu upaya dalam mengatasi angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah.

Seperti diketahui backlog rumah di Indonesia saat ini telah mencapai 12,71 juta unit per 2021. Di sisi lain, angka tersebut akan terus tumbuh sebanyak 680.000 unit per tahun.

Hal tersebut juga menjadi alasan diperlukannya rumah modular. Di mana pembangunan rumah konvensional memerlukan waktu yang relatif panjang.

"Kalau kita pasang rumah sendiri-sendiri itu butuh waktu lama. Pengembalian lama. Ini nanti (rumah modular) berapa lahan kami bisa langsung cetak dulu. Tidak ada lost, ramah lingkungan," jelasnya.

Lebih lanjut, Bambang menyebut biaya perawatan rumah modular lebih rendah 10% hingga 20% dibandingkan dengan rumah konvensional. Rumah modular juga disebut memiliki tingkat kerapian yang lebih baik, bahkan tahan terhadap gempa.

"Percuma kita punya bangunan (rumah konvensional) habis itu dibangun, tapi biaya mantenance dua tahun tinggi. Habis itu plesteran kropos. Ini kita lihat dari biaya manitenance lebih murah," ungkap dia.

Sementara mengenai harga, untuk rumah modular tipe standar hanya sekitar Rp 80 sampai Rp 150 juta per unit. Sedangkan untuk rumah modular tipe di atas standar dibanderol harga sekitar Rp 150 juta sampao Rp 500 juta.

"Tergantung custom berapa tingkat. Cuma yang perlu diketahui, tingkat kebutuhan kita. Terus tingkat untuk perkembangan dari rumah tersebut," pungkasnya.


(dpu/dpu) Next Article Waskita Beton Rilis 10 Aturan Keamanan Kerja, Apa Itu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular