
Negara yang Aneh! Gas Bakal Dibuang, Semua Ganti Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakistan berencana untuk melipatgandakan kapasitas bahan bakar batu bara domestiknya. Hal ini dilakukan guna mengurangi biaya pembangkit listrik.
Negara itu juga tidak akan membangun pembangkit berbahan bakar gas, yang dianggap paling bersih dibanding energi fossil lain, baru di tahun-tahun mendatang. Hal ini dilakukan guna mengurangi beban krisis valuta asing yang melumpuhkan ekonomi.
Gas alam selama ini memang menyumbang lebih dari sepertiga output listrik negara itu. Namun kekurangan sumber energi tersebut, membuat Pakistan menjadi gelap gulita secara luas tahun lalu.
Lonjakan harga global gas alam cair (LNG) setelah serangan Rusia ke Ukraina dan krisis ekonomi yang berat membuat LNG tidak terjangkau bagi Pakistan. Cadangan devisa Pakistan yang dipegang oleh bank sentral diketahui telah turun menjadi US$2,9 miliar, hampir tidak cukup untuk menutupi impor selama tiga minggu.
Meskipun permintaan listrik meningkat pada tahun 2022, impor LNG tahunan Pakistan turun ke level terendah dalam lima tahun. Sebagai pembeli, Pakistan juga kalah dengan Eropa, yang lebih memiliki banyak yang untuk membeli dengan harga tinggi.
"LNG tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang," kata Menteri Energi Pakistan Khurram Dastgir Khan dalam wawancara dengen Reuters, dikutip Jumat (17/2/2023).
"Kami memiliki beberapa pembangkit listrik berbasis LNG regasifikasi paling efisien di dunia. Tapi kami tidak memiliki gas untuk menjalankannya," tambahnya.
Kapasitas listrik berbahan bakar batu bara domestik nantinya akan menjadi 10 gigawatt (GW) dalam jangka menengah. Saat ini komposisi pembangkit batu bara adalah 2,31 GW.
"Pertanyaannya bukan hanya mampu menghasilkan energi dengan murah, tapi juga dengan sumber dalam negeri yang sangat penting," kata Dastgir lagi.
Tidak jelas bagaimana Pakistan akan membiayai proyek batu bara-nya. Tetapi Dastgir mengatakan mencari investor.
Namun ini diyakini juga akan mendapat tantangan lain. Perlu diketahui, lembaga keuangan di China dan Jepang, yang merupakan salah satu pemodal terbesar unit batu bara di negara berkembang, telah mundur dari pendanaan proyek bahan bakar fosil dalam beberapa tahun terakhir di tengah tekanan dari para aktivis dan pemerintah Barat yang mengkampanyekan energi hijau.
Permintaan daya maksimum yang dipenuhi oleh Pakistan selama tahun yang berakhir Juni 2022 adalah 28,25 GW. Ini lebih rendah 35% dari kapasitas pembangkit listrik sebesar 43,77 GW.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Muslim Ini Mau Kolaps, Inflasi - Warga Bunuh Diri