
Soal Gelang, Salah Satu Alasan Biaya Haji Diusulkan Rp69 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Gerindra Abdul Wachid menyoroti proses perubahan yang terjadi dalam komponen Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Menurutnya, proses tersebut penuh kejanggalan.
Bahkan, di depan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ia menyampaikan kecurigaannya terhadap pihak di internal Kementerian Agama (Kemenag) bahwa ada yang memainkan dana haji untuk kepentingan pribadi.
Kecurigaan ini muncul, jelas Abdul karena selama proses rapat yang membahas mengenai komponen biaya haji, ketika sudah ditetapkan angka yang baru, angka yang muncul dalam presentasi selanjutnya bukan angka yang disepekati, melainkan diubah kembali oleh Kemenag. Bahkan, perubahan angka tersebut terjadi pada komponen-komponen yang signifikan, seperti biaya konsumsi dan akomodasi.
"Angka yang sudah kita buat selama 2 hari tau-tau angka itu berubah, angka yang berubah itu angka yang siginifikan di dalam menyangkut masalah biaya haji, contoh persoalan biaya catering, contoh persoalan masalah hotel angka itu bisa berubah, ini pak Menteri harus tahu," terangnya dalam Rapat Penetapan Biaya Haji 2023, Rabu (15/2/2023).
Salah satu komponen yang juga disoroti Abdul hingga viral di masyarakat adalah terkait dana gelang haji.
"Yang pernah kami sampaikan meskipun itu kecil tapi viral yaitu masalah gelang haji angka itu jelas di sini sudah disimpulkan bahwa itu harus berubah, kembali angka ke 35 ini kan tidak benar," kritiknya.
Mengutip dari detik.com, sebelumnya pada saat rapat dengan pendapat Panja haji DPR dengan pemerintah Abdul Wachid sempat menyoroti soal adanya dugaan melebihkan harga. Dalah rapat tersebut, ia menyinggung perbedaan harga gelang haji yang dipasang oleh Kemenag dengan yang dijual di pasaran. Ia menilai ini merupakan salah satu bagian dari kelemahan Indonesia dalam bernegosiasi sehingga membuat Indonesia gampang dibodoh-bodohi oleh negara Arab Saudi.
Sebelumnya, biaya pembuatan gelang haji oleh Kemenag dianggarkan sebesar Rp 7 miliar. Padahal menurut perhitungan Abdul jika 1 gelang dihargai sebesar Rp 5 ribu, maka totalnya hanya Rp 1 miliar saja. Untuk itu, ia mencurigai ada permainan tender di dalam bisnis ini.
"Ini soal kecil, tapi saya katakan saya pengusaha, dari kecil saya hitung. Harganya di sana (Jepara) Rp 5 ribu lah, Rp 1 miliar dibagi 221 ribu, berapa itu? Ini bahannya, ada Indonesia, ini merah putih, ini semua saya tahu, Pak, ini saya kira bukan urusan Pak Dirjen dulu, yang sekarang, saya nggak tahu ini, mohon ini, saya sengaja kemarin pulang saya bawa contohnya" kritiknya dalam RDP, dikutip Kamis (16/2/2023).
"Ini mohon dikoreksi, ini tendernya vendornya siapa? Vendornya orang Kemenag sendiri atau siapa? Kalau saya hitung Rp 35 ribu kali 221 ribu (jemaah), Rp 7 miliar, Pak," sambungnya.
Untuk itu, dalam Rapat Kerja bersama Menteri Agama semalam, ia kembali mengingatkan agar Menag Yaqut memperhatikan kecurigaannya terhadap internal Kemenag ini.
"Monggo Pak Menteri saya kira lebih tahu siapa pelakunya saya tidak perlu menyampaikan yang jelas saya lihat di dalam internal Kementerian Agama ini ada orang-orang yang kurang bersih dan kurang mendukung kinerja Pak Menteri," katanya mengingatkan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Ini Alasan Biaya Haji Diusulkan Naik Jadi Rp 69 Juta