
7 Update Gempa Turki-Suriah: 41 Ribu Tewas, Warga Jarah Toko

Jakarta, CNBC Indonesia - Evakuasi korban gempa di Turki, yang juga mengguncang Suriah terus dilakukan. Berikut update terbaru situasi pasca gempa dihimpun oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (15/2/2023).
Korban Tewas 41.000
Korban tewas gempa Turki dan Suriah telah menembus 41.000 orang per . Tim penyelamat berjuang melawan waktu untuk menyelamatkan korban yang masih tertimbun reruntuhan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan korban tewas di Turki mencapai 35.418 orang. Adapun, korban tewas di Suriah berdasarkan laporan Reuters telah mencapai 5.814 orang.
9 Orang Selamat dari Puing-Puing
Sebanyak sembilan orang diselamatkan dari puing-puing di Turki termasuk dua bersaudara berusia 17 dan 21 tahun, Selasa. Mereka ditarik dari reruntuhan blok apartemen di provinsi Kahramanmaras.
Kantor berita Anadolu milik negara mengidentifikasi mereka sebagai Muhammed Enes Yeninar yang berusia 17 tahun dan saudara laki-lakinya, Baki Yeninar yang berusia 21 tahun, yang diselamatkan setelahnya.
Mereka berdua ditempatkan di ambulans dan dibawa ke rumah sakit. Kondisi mereka tidak jelas. Sementara tiga wanita lainnya, dua di provinsi Hatay dan satu di kota Kahramanmaras, juga diselamatkan pada Selasa, lapor media Turki.
Anjing Penyelamat Diterjunkan
Anjing penyelamat terlatih diterjunkan di upaya penyelamatan gempa Turki-Suriah. Setidaknya mereka telah membantu menemukan korban yang terkubur di bawah lapisan beton dan tidak terdeteksi selama operasi penyelamatan di Turki pasca gempa, mengutip Aljazeera.
Di antara kelompok penyelamat itu adalah REDOG, tim sukarelawan K9 dari Swiss, yang berada di kota Iskenderun, Turki. Mereka bekerja dengan tim GEA lokal, kelompok pencarian dan penyelamatan yang semuanya sukarelawan.
Anjing penyelamat datang dari berbagai negara. Termasuk El Salvador, Jerman, Meksiko, Qatar, Korea Selatan, Swiss, Ukraina, dan Amerika Serikat (AS).
Bantuan NATO
NATO mengatakan akan mengirim lebih dari 1.000 kontainer pengiriman ke Turki untuk membantu menyediakan tempat berlindung bagi para korban gempa.
"Tempat penampungan semi permanen ini mampu menampung setidaknya 2.000 orang yang terlantar akibat gempa bumi di Turkiye," kata sebuah tweet dari Komando Pasukan Gabungan NATO di Naples.
"Kontainer tersebut, akan dikirim ke Turki minggu depan," kata aliansi tersebut menyebut lokasinya saat ini di Taranto, Italia.
Pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya di Bangladesh telah menyumbangkan 700 selimut dan 200 jaket untuk korban gempa di tenggara Turki. Sumbangan tersebut dibeli dengan kontribusi tunai dari pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazar.
Hal ini dimuat Anadolu Agency. Semua bantuan dikirim ke kantor Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki di ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Korban Gempa Mulai Putus Asa di Suriah
Bantuan perlahan-lahan mengalir ke Suriah barat laut lebih dari seminggu setelah gempa bumi menghancurkan wilayah itu. Namun penduduk mengatakan persediaan terlalu sedikit dan sudah terlambat, sehingga mereka marah dan merasa putus asa.
Di kota Jindires yang dikuasai pemberontak, tim penyelamat yang meminta alat berat masih belum menerima apa pun karena mereka terus memindahkan jenazah yang tersisa di reruntuhan. Penduduk kota mengatakan mereka harus menghadapi bencana itu sendiri.
"Kami adalah penjual sayur, toko kami berada di bawah rumah kami, dan sekarang kami kehilangan segalanya," kata Alan Ahmed sambil menunjuk ke tumpukan puing tempat rumahnya pernah berdiri.
"Kami tidur di jalanan. Tidak ada seorang pun dari komunitas internasional yang membantu kami," tambahnya.
"Kami tidak punya pemanas, tidak ada selimut, tidak ada apa-apa," kata Nizar Al Mared, penyintas lainnya.
"Hanya sebuah tenda di atas kepala kita. Kapal kami hancur. Siapa yang akan membantu kami membangun kembali hidup kami?" ujarnya lagi.
Penjarahan di Turki
Pasca gempa, muncul insiden penjarahan di Turki. Presiden Erdogan mengatakan pada pekan lalu bahwa pemerintahnya akan menindak mereka yang terlibat dalam penjarahan atau pelanggaran hukum.
Sebelumnya muncul laporan tentang penjarahan toko dan bangunan yang rusak di Turki. Sehingga meningkatkan kekhawatiran keamanan negara.
"Kami telah menyatakan keadaan darurat," katanya saat berkunjung ke zona bencana, menurut Reuters.
"Artinya, mulai sekarang, orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gempa Turki & Suriah: Bayi Baru Lahir Selamat dari Reruntuhan
