Potret Pilu Pria Pegangi Tangan Anaknya yang Sudah Jadi Mayat

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Sabtu, 11/02/2023 08:45 WIB
Foto: Mesut Hancer memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun (Irmak) yang meninggal dalam gempa bumi di Kahramanmaras, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu, pada (7/2/2023). (AFP/ADEM ALTAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa mahadahsyat di Turki yang telah menewaskan lebih dari 23.000 orang membawa banyak kisah pilu. Salah satunya dialami oleh Mesut Hancer.

Saat cuaca dingin yang membeku, pria itu duduk sendirian di atas tumpukan reruntuhan rumahnya di Kahramanmaras, Turki. Wajahnya kaku dan lesu. Terlihat jelas tangannya memegang sesuatu yang terselip di reruntuhan. Itu adalah tangan sang putri, Irmak.

Irmak sudah meninggal. Namun Mesut Hancer, menolak melepaskan tangannya, membelai jari-jari gadis 15 tahun itu yang mengintip dari pecahan dinding dan kasur.


Foto: Mesut Hancer memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun (Irmak) yang meninggal dalam gempa bumi di Kahramanmaras, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu, pada (7/2/2023). (AFP/ADEM ALTAN)

Belum ada tim penyelamat yang datang. Berbaju kuning, Mesut terpaku di tengah para penyintas lain yang dengan panik mencakar-cakar puing-puing untuk menemukan orang-orang terkasih, dengan membuang potongan-potongan rumah ke jalan.

"Ambil foto anakku," panggil Mesut Hancer dengan suara rendah bergetar dari jarak 60 meter ke seorang fotografer media Prancis, AFP, yang melihatnya.

Tak banyak informasi tentang Mesut Hancer. Namun yang pasti Irmak menjadi satu dari 23.000 korban gempa Turki, yang juga mengguncang Suriah dan menyebabkan kematian.

Foto: Asap mengepul dari Pelabuhan Iskenderun saat petugas penyelamat bekerja di lokasi bangunan yang runtuh pada 07 Februari 2023 di Iskenderun, Turki. (Getty Images/Burak Kara)

Gempa Senin dengan magnitudo 7,8 tersebut menjadi yang terbesar selama 100 tahun di negeri itu. Bencana ini juga menimbulkan kemarahan warga pada pemerintah karena lambannya penanganan.

"Ketika saya mengambil foto, saya sangat sedih. Saya terus mengulangi pada diri saya sendiri, 'rasa sakit yang luar biasa'. Saya tidak dapat menahan diri untuk tidak menangis," kata Adem Altan, jurnalis yang mengambil foto tersebut.

"Saya terdiam," tambahnya.

"Dia berbicara dengan susah payah, jadi saya tidak bisa berbicara terlalu banyak dengannya," kata Altan menceritakan momennya melihat Mesut Hancer dan Irmak kala itu.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Korban Jiwa Tragedi Kecelakaan Air India Jadi 265 Orang