Internasional

Ini Update Terbaru soal WNI Korban Gempa Turki-Suriah

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 February 2023 19:30
Baby Ayse Vera dan ibunya (tidak terlihat) diselamatkan di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah 29 jam gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 melanda Hatay, Turkiye pada 7 Februari 2023. Senin dini hari, gempa berkekuatan 7,7 SR, berpusat di Distrik Pazarcik, mengguncang Kahramanmaras dan mengguncang beberapa provinsi dengan kuat, termasuk Gaziantep, Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Hatay, dan Kilis. Kemudian, pada pukul 13.24. (1024GMT), gempa berkekuatan 7,6 yang berpusat di distrik Elbistan Kahramanmaras melanda wilayah tersebut. Turkiye mengumumkan 7 hari berkabung nasional setelah gempa bumi mematikan di provinsi selatan. (AytugCan Sencar/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Baby Ayse Vera dan ibunya (tidak terlihat) diselamatkan di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah 29 jam gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 melanda Hatay, Turkiye pada 7 Februari 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memberikan update terbaru terkait situasi dan nasib Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa di Turki dan Suriah.

Berikut informasi terbaru terkait WNI, sebagaimana disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam media gathering di Kemlu pada Jumat (10/2/2023).

Nasib Dua WNI Meninggal di Turki

Terkait dengan kondisi WNI yang ada di Turki, Judha menyebut saat ini tercatat ada dua WNI yang meninggal, yaitu ibu dan anak. Sementara ada 10 WNI yang menderita luka-luka, 4 diantaranya sudah dirawat di RS setempat dan 6 dievakuasi ke Ankara.

"Kondisi mereka mayoritas menderita luka akibat tertimpa reruntuhan dan patah tulang. Kondisi 10 WNI yang luka-luka dalam keadaan stabil," ujarnya.

"Untuk ibu dan anak yang menjadi korban, setelah tim KBRI Ankara berkomunikasi dengan pihak keluarga di Indonesia, diputuskan bahwa kedua WNI dimakamkan di Kahramanmaras, Turki. Tim KBRI sudah membantu proses hingga pemakaman," tambanhnya.

Sementara update WNI yang tidak bisa dikontak, Judha menyebut dari 5 WNI yang hilang kontak, ada satu pekerja migran yang tak bisa dikontak hingga kini. Untuk sisanya, yakni satu ibu dan dua anak serta satu pekerja migran sudah bisa dihubungi.

"Saat itu mereka tidak bisa dihubungi karena alat komunikasi mereka rusak. Kemudian satu pekerja migran juga sudah bisa dikontak. Hingga saat ini masih ada satu lagi pekerja migran yang belum dapat dihubungi. Posisi pekerja migran yang tidak bisa dihubungi ada di Diyarbakir," jelasnya.

Untuk update di Suriah, Judha mengatakan KBRI Damaskus telah mengirimkan dua tim ke Aleppo dan Latakia di mana WNI bermukim. Kedua tim tersebut telah berkoordinasi dengan otoritas setempat mengecek ke setiap rumah sakit yang ada, serta berkomunikasi dengan WNI yang ada di sana.

"Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada WNI tercatat menjadi korban meninggal atau luka-luka. Total ada 116 WNI tinggal di wilayah terdampak, yakni Aleppo, Latakia, Tartus dan Hama," ujarnya.

Pengiriman Tim Penyelamat

Merespon kondisi ini, Judha mengatakan tim KBRI Ankara mengirimkan tim ke 4 titik, melakukan sweeping kepada WNI yang memerlukan bantuan, dan mengevakuasi total 123 orang, termasuk 2 WN Malaysia, 1 WN Myanmar.

"Pergerakan tim pada hari ini, 10 Februari 2023, KBRI Ankara kembali mengirim tim kedua ke enam titik, yaitu Diyarbakir, Malatya, Sanliurfa, Gaziantep, Kahramanmaras dan Hatay," ujar Judha.

Judha mengatakan saat ini tim KBRI kedua sedang menuju ke lokasi. "Perjalanan tidak mudah karena musim dingin dan akses jalanan menuju lokasi padat dengan banyak kendaraan yang akan mengirimkan pertolongan," imbuhnya.

"Tugas tim kedua memastikan tidak ada WN yang tidak tertolong di sana, dan kita juga memberikan bantuan logistik. Ada lebih dari 179 paket logistik yang terdiri dari bahan makanan, selimut, jaket musim dingin, dan perawatan bayi."

Judha juga menyebut tim KBRI juga bergerak ke Adana untuk melakukan pertemuan dengan AFAD, yaitu badan penanggulangan bencana Turki untuk mengkoordinasikan ketibaan tim Medium Urban Search and Rescue (Medium USAR) dan juga tim EMT (Emergency Medical Team) yang akan segera dikirim oleh Indonesia.

"Jumlah tim yang akan kami kirim dari Medium USAR ada 47 orang, dari EMT ada 105 orang. Mereka akan dikirim berserta logistik dan peralatan seberat 6,8 ton menggunakan alusista. Kita berangkatkan besok," jelas Judha


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Turki Gempa, 3 WNI Terluka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular