Internasional

Gempa Turki Bikin Nasib Erdogan di Ujung Tanduk?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 February 2023 15:20
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan kabinet menterinya mengunjungi korban gempa dahsyat magitudo 7,8 yang mengguncang Turki hingga Suriah. (Turkish Presidency via AP )
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan kabinet menterinya mengunjungi korban gempa dahsyat magitudo 7,8 yang mengguncang Turki hingga Suriah. (Turkish Presidency via AP )

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa besar yang mengguncang Turki tampaknya juga akan menjadi angin topan bagi presiden negara itu, Recep Tayyip Erdogan. Pasalnya, kebijakannya terkait bencana alam ini akan menjadi krusial bagi kepemimpinannya.

Dengan keparahan yang timbul, Erdogan telah mengambil beberapa langkah seperti menerapkan tanggap darurat bencana hingga menghubungi negara-negara lain untuk ikut membantu proses evakuasi korban yang masih tertimbun di reruntuhan.

Beberapa analis mengaitkan langkah ini dapat menjadi manuver politik penting bagi Erdogan menjelang pemilihan umum pada Mei mendatang. Sejumlah pakar menyebut langkah-langkah yang dianggap salah dalam tanggapan bencana dapat melukai suara figur yang telah berkuasa selama hampir 1 dekade itu.

"Erdogan menanggapi krisis dengan cepat dan koheren. Itu kemungkinan akan memoles citra pemimpinnya yang kuat menjelang pemilihan 14 Mei - jika pemerintah dapat mempertahankan momentum awalnya," ujar konsultan Eurasia Group kepada Reuters, Rabu (8/2/2023).

Hal yang sama juga diutarakan konsultan risiko politik Teneo yang berbasis di London, Wolfango Piccoli. Ia bahkan mencontohkan bagaimana mantan Perdana Menteri Turki, Bulent Ecevit, yang mendapat kecaman keras karena ceroboh dalam upaya bantuan dalam bencana gempa besar pada 1999.

Menurut Piccoli, Erdogan dapat memperkuat posisinya jika dia mengelola krisis dengan baik. Tapi kegagalan bisa membuatnya menderita nasib Ecevit.

"Tanggap darurat yang efektif bahkan dapat memperkuat pemimpin AKP dan partainya dengan memicu rasa solidaritas nasional di bawah kepemimpinan Erdogan," ujarnya kepada AFP, Kamis (9/2/2023).

"Namun, skala besar gempa - sepuluh provinsi selatan dilanda - akan menimbulkan tantangan yang signifikan bagi pemerintah."

Analis yang merupakan direktur program Turki di Institut Timur Tengah AS, Gonul Tol, mengatakan bahwa kemarahan terlihat jelas di Hatay, salah satu provinsi yang paling terdampak. Beberapa warga yang frustrasi mulai marah kepada Erdogan.

"Saya tidak bisa membayangkan dia (Erdogan) tidak terpengaruh oleh ini karena tingkat frustrasinya, saya melihat kemarahan itu secara langsung. Saya yakin itu akan berdampak," kata Tol.

Tol juga mengatakan bahwa pada 1999, organisasi masyarakat sipil bekerja tanpa lelah untuk membantu para korban. Namun kali ini, jumlahnya lebih sedikit karena Erdogan telah menindak banyak orang setelah kudeta gagal tahun 2016.

"Dua puluh tahun kemudian, kita tidak berada di tempat yang lebih baik. Erdogan tidak hanya melemahkan institusi negara tetapi dia juga melemahkan masyarakat sipil Turki."

Sementara itu, masalah lain yang membelit Erdogan kemungkinan besar juga terkait biaya rekonstruksi. Apalagi, Turki sebelumnya telah terpukul oleh inflasi 58% serta kerusakan gempa yang berdampak pada 13 juta penduduk.

Bagaimanapun, menurut para ahli, Erdogan tidak menghadapi kritik dari sebagian besar media arus utama. Ini memberikan figur nomor satu di Turki itu keuntungan yang jelas atas oposisi.

"Media domestik yang sangat mendukung juga berarti bahwa Erdogan akan mengelola narasi dan dapat mengambil manfaat dari situasi tersebut," kata konsultan senior Eropa dari Economist Intelligence Unit Adeline Van Houtte dalam sebuah catatan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erdogan Buka Suara soal Gempa Dahsyat Turki, Umumkan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular