Investasi Pertamina Hulu Melonjak 44%, Untuk Apa Aja?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
08 February 2023 12:10
Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Centre yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Dumai, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)
Foto: Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Centre yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Dumai, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) tahun ini menganggarkan investasi sebesar US$ 5,7 miliar atau Rp 86,40 triliun (asumsi kurs Rp 15.158 per US$) untuk Subholding Upstream atau PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Anggaran tersebut melonjak 44% dibandingkan realisasi investasi pada tahun 2022 lalu yang sebesar US$ 3,2 miliar.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui bahwa investasi untuk sektor hulu migas pada 2023 ini memang cukup besar. Ini lantaran salah satu anggaran di tahun ini akan ditujukan untuk akuisisi Blok Masela di Maluku.

Meski begitu, Nicke belum mau membeberkan secara pasti porsi besaran anggaran untuk akuisisi Blok Masela. Pasalnya, Pertamina terikat dengan Non-Disclosure Agreement (NDA) alias perjanjian larangan pengungkapan informasi.

"Gak boleh (kasih tahu) karena terikat NDA," ujar Nicke saat ditemui di Gedung DPR RI, dikutip Rabu (8/2/2023).

Terpisah, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro menjelaskan, naiknya anggaran untuk investasi tahun ini dilakukan untuk menggenjot peningkatan produksi migas perusahaan. Adapun produksi migas PHE ditargetkan tumbuh 5% dibandingkan realisasi 2022.

"Untuk peningkatan produksi, targetnya kita kan lebih tinggi dari 2022," ujar Wiko.

Wiko menjelaskan anggaran sebesar US$ 5,7 miliar tersebut dialokasikan untuk investasi hulu, dengan rincian US$ 1,5 miliar untuk merger dan akuisisi, US$ 3,15 miliar untuk Business Development (BD) anorganik dan US$ 1,06 miliar untuk Non Business Development (NBD) organik.

"Anorganik itu kita akuisisi. Kalau organik ya development pengembangan sumur sumur eksisting yang tadi ada 900-an sumur dan lain lain," ujar dia.

Wiko menyebut, produksi minyak dan gas bumi (migas) PHE pada 2023 ini ditargetkan sebesar 1,055 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini mengalami peningkatan 5% dibandingkan capaian 2022 sebesar 1,018 juta boepd.

Produksi minyak pada 2023 ditargetkan naik 5% menjadi 595 ribu barel per hari (bph) dari tahun 2022 sebesar 566 ribu bph dan produksi gas ditargetkan naik 5% menjadi 2.763 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari 2.624 MMSCFD pada 2022 lalu.

Sementara itu, untuk produksi migas siap jual atau lifting, perusahaan menargetkan sebesar 900 ribu boepd, terdiri dari minyak 590 ribu bph dan gas 1.891 MMSCFD. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya mencapai 887 ribu boepd.

Untuk diketahui, PHE berharap dapat menggenjot peningkatan kegiatan di sektor hulu pada tahun ini, di antaranya melalui pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 32 sumur, sumur pengembangan/ eksploitasi 943 sumur, kegiatan workover 688 sumur, dan kegiatan Well Intervention Well Services (WIWS) sebanyak 30.159 sumur.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHE Targetkan Eksplorasi Blok East Natuna Tahun 2026

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular