Asyik! Jalan Tol Trans Jawa Bakal Tersambung 100% di 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi melaporkan proyek pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo-Besuki akan rampung pada tahun 2024 mendatang. Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi, Adi Prasetyanto mengatakan bahwa jalan tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan bagian akhir daripada jalan tol Trans Jawa yang sudah membentang dari Anyer di Banten hingga Banyuwangi, di mana panjangnya kurang lebih 175,4 KM.
"Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo Besuki yang keberadaannya memang sudah lama ditunggu-tunggu oleh kita semua. Asalnya, (jalan tol tersebut hanya sepanjang) 171 KM, namun demikian kemarin ada penambahan panjang 4 KM yang tadinya merupakan bagian daripada tol Paspro. Saat ini melalui amandemen PPJT yang sudah ditandatangani bulan ini, ruas 4 KM ini ditambahkan kepada ruas Probolinggo-Banyuwangi," kata Adi dalam groundbreaking Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Senin (6/2/2023).
Berdasarkan amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dibangun dari Gending sampai dengan Besuki, yang kurang lebih panjangnya sekitar 49,68 KM. Tahap kedua adalah dari Besuki sampai dengan Banyuwangi.
"Tentu nantinya akan dibangun setelah ada ketetapan dari pemerintah dan kajian serta langkah-langkah yang memang sudah akan diperlukan," tambah Adi.
Paket pembangunan tahap pertama dibagi menjadi tiga paket konstruksi.
Paket 1, adalah sepanjang 12,88 KM, dibangun dari Gending sampai dengan Kraksaan, dikerjakan oleh kontraktor pelaksana dari PT Adhikarya Persero Tbk, PT Brantas Abipraya Persero, PT Marga Konstruksi Nusantara (KSO). Kemudian, untuk pengawasannya dilakukan oleh konsultan supervisi dari PT Virama Karya persero.
Kemudian, paket 2 panjangnya 11,2 KM dibangun dari Kraksaan sampai dengan Paiton, kontraktornya adalah KSO dari PT Hutama Karya Infrastruktur, PT ACSET Indonusa Tbk, dan PT Nindya Karya.
Selanjutnya, paket 3 yang kira-kira panjangnya 25,6 KM dari Paiton sampai dengan Besuki, kontraktor pelaksanaannya adalah KSO dari PT Pembangunan Perumahan Persero Tbk, PT Waskita Karya, serta PT Wijaya Karya Persero Tbk.
"Untuk menambah keyakinan terhadap pelaksanaan mutu, dari Kementerian PUPR memberlakukan adanya konsultan supervisi atau PMI (pengawas mutu independen) dari PT Aria jasa," tuturnya.
Sedangkan untuk paket selanjutnya, yaitu dari Besuki sampai dengan Banyuwangi, proses untuk desainnya sedang dikerjakan.
Adapun untuk proses pembebasan lahannya, Adi melaporkan, saat ini pembebasan lahan untuk paket 1 konstruksi dari Gending-Kraksaan progres tanahnya sudah mencapai kira-kira 92,02%.
"Jadi kurang sedikit mudah-mudahan bisa segera selesai," ujarnya.
Kemudian, untuk paket 2 dari Kraksaan-Paiton dengan panjang 11,2 KM progres pembebasan tanahnya sudah mencapai 70,6%.
Dan terakhir paket 3 dari Paiton-Besuki saat ini progres tanahnya mencapai 28,48%.
"Untuk paket 3 yang progres tanahnya 28,48% sebetulnya kita saat ini sedang menanti proses perizinan untuk pembebasan tanah dari lahan kehutanan yang luasnya kira-kira 60 hektar sehingga nanti Insyaallah dari angka 28,48% tadi itu akan menjadi sekitar 80%," tuturnya.
Pelaksanaan pembangunan tahap 1 akan dilaksanakan selama 18 bulan dengan target penyelesaian konstruksi paket 1 dan paket 2 di bulan Agustus 2024, sedangkan paket 3 akan diperkirakan selesai di Oktober 2024.
"Tentunya hal ini harus didukung oleh progress pembahasan tanah yang rencananya memang akan selesai di pertengahan tahun 2023 ini," ujar Adi.
Adi mengatakan, dalam pembangunan jalan tol pihaknya selalu menerapkan manajemen keselamatan konstruksi mengikuti ketentuan dari Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 tahun 2021 sehingga pada pelaksanaan pembangunan nanti, keselamatan, keteknikan, konstruksi keselamatan kerja dan keselamatan publik dapat selalu terjamin.
Lebih lanjut, katanya, dalam proyek pembangunan jalan tol ini juga menerapkan penggunaan produk dalam negeri yang mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, perubahan atas Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta peraturan yang terkait dengan penggunaan produk dalam negeri maupun tingkat komponen dalam negeri atau TKDN sehingga pembangunan jalan tol ini dapat memanfaatkan sebanyak mungkin penggunaan sumber daya setempat dalam pelaksanaan pekerjaan, baik tenaga kerja, peralatan, maupun bahan.
"Tentunya apa yang saya sampaikan tadi tidak akan bisa berjalan lancar kalau memang hanya dijalankan oleh kami dari PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi kami berharap support gotong royong bagi kita semua untuk membangun jalan tol ini sehingga bisa tepat mutu, waktu, tepat biaya, dan safety," pungkasnya.
(miq/miq)