
Konsisten Hilirisasi, RI Dapat Durian Runtuh Rp450 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia konsisten dalam menjalankan hilirisasi pertambangan. Tak hanya nikel, ke depan hilirisasi pertambangan akan dilanjutkan ke komoditas bauksit dan tembaga.
Seperti yang diketahui bahwa, pemerintah sudah resmi menyetop ekspor bauksit dan tembaga pada Juni 2023 mengacu dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).
Presiden Jokowi menyatakan bahwa konsistensi jadi kunci dalam hilirisasi. "Jangan hanya kita senang pada keberhasilan di hilirisasi nikel. Memang nikel menjadi contoh naiknya nilai tambah dari yang ekspor mentah dulu US$ 1,1 miliar menjadi US$ 30 - 33 miliar diperkirakan pada tahun 2022," ungkap Presiden Jokowi, (Rabu 1/2/2023).
"Bayangkan dari Rp 17 triliun melompat jadi Rp 450 triliun. Betapa nilai tambah sangat besar," ungkap dia.
Oleh karena itu, Jokowi mengklaim bahwa tiap menteri kabinet untuk jangan tengok kanan dan kiri mengenai hilirisasi, meskipun kebijakan hilirisasi dan pelarangan ekspor mendapati gugatan dan kalah.
"Jangan mikir jadi negara maju kalau kita takut meghilirkan barang mentah. Memang paling sulit megintegrasikan hilirisasi komoditas yang kita miliki," ungkap Jokowi
Maka dari itu, untuk melanjutkan hilirisasi di dalam negeri, pemerintah melarang ekspor bauksit dan tembaga. Kenapa harus dilarang, sebagai contohnya: bauksit Indonesia menjadi yang terbaik nomor 3 di dunia, sementara Indonesia memiliki aluminium kit nomor 33 padahal bahan baku aluminium terbaik nomor 3 yakni bauksit ada di Indonesia.
"Waktu digugat nikel kita takut. Kalau digugat siapkan lawyer, tapi kalah tapi terus hilirisasi tinggal banding. Kalah ya tetap terus barang sudah jadi, jangan mundur, jangan berharap kita jadi negara maju kalau mundur," tandas Jokowi
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi yang Kini Punya Musuh di Banyak Negara Gegara Ini