Sebelum Harga Berubah, Cek Segini Harga BBM di SPBU RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia biasanya melakukan penyesuaian harga setiap bulannya pada tanggal 1. Hal tersebut dapat terlihat pada periode 1-4 Januari lalu, di mana badan usaha penyalur secara kompak menurunkan harga produk BBM-nya.
Badan usaha tersebut di antaranya PT Pertamina (Persero), BP Indonesia, PT Vivo Energy Indonesia dan Shell Indonesia.
Tren menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (kurs) dan harga minyak yang relatif masih di sekitar US$ 80 per barel diperkirakan akan mendorong harga BBM non subsidi pada periode Februari 2023 ini bisa lebih rendah dibandingkan Januari 2023.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira. Dia menyebut, karena dua faktor tersebut merupakan faktor penentu harga BBM, maka diperkirakan ada kecenderungan harga BBM di bulan Februari mendatang akan mengalami penurunan.
Pada perdagangan Senin (30/1/2023) harga minyak mentah jenis Brent tercatat US$ 84,9 per barel, turun 2,03% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,23% ke US$ 77,9 per barel.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 30 Januari 2023 tercatat Rp 14.979 per US$, sudah menguat dibandingkan awal Januari yang masih di atas Rp 15.000 per US$, di mana pada 10 Januari 2023 saja kurs mencapai Rp 15.589 per US$.
"Kalau (BBM) non subsidi perkiraan akan turun karena variabel pembentuk harga keekonomian juga turun. Minyak mentah yang berada di kisaran US$ 80 per barel dan kurs Rupiah yang lebih menguat jadi faktor utama tren harga bbm non subsidi turun pada Februari," tuturnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Menurutnya, harga keekonomian BBM Pertamax (RON 92) bisa turun di kisaran harga Rp 11.900 per liternya.
"Pertamax bisa di bawah 11.900 per liter," ucap Bhima.
Kendati demikian, Pertamina menyebut pihaknya masih melihat pergerakan harga minyak terlebih dahulu.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan pihaknya masih melakukan review atas pergerakan harga minyak mentah dunia yang melandai dan penguatan kurs rupiah terhadap dolar. Oleh sebab itu, dia belum dapat memastikan apakah harga minyak akan mengalami penurunan pada Februari mendatang.
"Melihat tren harga minyak, MOPS maupun kurs. Ini yang kami review. Kita tunggu hasil reviewnya ya," kata Irto.
Seperti diketahui, pada awal Januari lalu sejumlah badan usaha melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi.
Sebagai contoh, pada 1 Januari lalu SPBU BP AKR melakukan penurunan harga untuk semua jenis produk BBM. Misalnya, harga BP 90 yang mengalami penyesuaian dari yang sebelumnya Rp 14.050 per liter menjadi Rp 12.940 per liter.
BP 92 dari yang sebelumnya Rp 14.150 per liter menjadi Rp 13.030 per liter. BP Ultimate dari yang sebelumnya Rp 15.100 menjadi Rp 13.810 per liter. BP Diesel dari yang sebelumnya Rp 18.660 per liter menjadi Rp 16.310 per liter.
Kebijakan itu kemudian disusul oleh SPBU PT Vivo Energy Indonesia (Vivo). Adapun berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Lapangan, perusahaan memutuskan untuk menurunkan ketiga jenis produk BBM nya.
Misalnya untuk BBM jenis Revvo 90 turun dari yang sebelumnya Rp 12.000 per liter menjadi Rp 11.800 per liter. Revvo 92 dari yang sebelumnya Rp 14.000 per liter menjadi Rp 12.800 per liter. Revvo 95 dari yang sebelumnya Rp 14.600 per liter menjadi Rp 13.600 per liter.
Berikutnya, pada 3 Januari Pertamina juga turut menurunkan harga produk BBM non subsidi Pertamax Cs. Misalnya untuk harga Pertamax di DKI Jakarta turun Rp 1.100 per liter menjadi Rp 12.800 per liter dari sebelumnya Rp 13.900 per liter pada periode Desember 2022.
Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp 1.150 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, dari sebelumnya Rp 15.200 per liter. Kemudian untuk produk Dexlite kini dibanderol Rp 16.150 per liter, turun Rp 2.150 per liter dari sebelumnya Rp 18.300 per liter. Pertamina Dex dibanderol Rp 16.750 per liter, turun Rp 2.050 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter.
Kemudian, Shell Indonesia, per 4 Januari 2023 juga menurunkan harga produk BBM-nya. Harga Shell Super turun menjadi Rp13.030 per liter dari sebelumnya Rp 14.180 per liter.
Lalu, harga Shell V-Power turun jadi Rp 13.810 per liter dari sebelumnya Rp 15.100 per liter. Shell juga menurunkan harga V-Power Diesel menjadi Rp 16.890 per liter dari Rp 19.180 per liter.
Berikut harga BBM di seluruh SPBU RI baik milik Pertamina, Shell, Vivo Energy Indonesia dan juga BP Indonesia per 4 Januari 2023:
BBM Pertamina (DKI Jakarta):
Solar: Rp 6.800
Pertalite: Rp 10.000
Pertamax: Rp 12.800
Pertamax Turbo: Rp 14.050
Dexlite: Rp 16.150
Pertamina Dex: Rp 16.750
BBM Shell Indonesia:
Super: Rp 13.030
V-Power: 13.180
V-Power Diesel: 16.890
V-Power Nitro + 14.180
BBM BP-AKR:
BP 90 Rp 12.940
BP 92 Rp 13.030
BP 95 Rp 13.500
BP Ultimate Rp 13.810
BP Diesel Rp 16.310
BBM VIVO:
Revvo 95 Rp 13.600
Revvo 92 Rp 12.800
Revvo 90: Rp 11.800
(wia)