Alamak, 40% Listrik Indonesia 'Nganggur'
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sampai saat ini masih mengalami over suplai listrik atau kelebihan listrik dari pembangkit yang ada saat ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, over suplai listrik Indonesia saat ini makin tinggi di angka 40% atau berkapasitas 6 Giga Watt (GW).
"Angka (over suplai) bervariasi tiap wilayah, mungkin angka tiap bulan berubah tergantung pembangkit yang masuk. Tapi (secara keseluruhan) di angka 40%-an diangka 6 GW," ungkap Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Selasa (31/1/2023).
Dadan menyatakan bahwa saat ini pemerintah termasuk PT PLN (Persero) sedang mencari cara supaya over suplai listrik tersebut bisa ditekan. Salah satunya dengan melobi perusahaan listrik swasta atau Independen Power Producer (IPP) untuk menunda Commercial Operation Date (COD) pembakit listrik miliknya.
"Upaya mundur COD-nya ini sudah dilakukan, pembangkit yang masuk tahun ini itu seharusnya sudah masuk di tahun sebelumnya. Karena ini pakai take or pay, dipakai atau tidak listriknya tetap dibeli," ungkap Dadan.
Kelebihan suplai listrik tentunya akan membebani keuangan PT PLN. Dalam hitungan INDEF sebelumnya, dari kelebihan pasokan listrik 25% yang pernah dialami PLN pada tahun 2021, PLN menanggung beban hingga Rp 122,8 triliun.
Ekonom INDEF, Abra Talatov mengatakan, nilai tersebut berasal dari asumsi biaya pokok perolehan listrik itu Rp 1.333 per kWh, lalu jika dikonversi dengan over supply yang 26,3% pada 2021, maka diperoleh potensi pemborosan akibat over supply sebesar Rp 122,8 triliun pada 2021.
Namun demikian, bila ini dibiarkan, maka menurutnya pada ujungnya juga bisa berdampak pada keuangan negara karena bagaimanapun pemerintah masih memberikan subsidi dan kompensasi listrik kepada PLN.
"Keuangan PLN akan bleeding atau berdarah-darah, sehingga cash flow yang terganggu akan menyebabkan pemerintah turun tangan dalam pemberian PMN (Penyertaan Modal Negara) yang lebih besar. Ini disebut sebagai risiko kontingensi terhadap APBN. Kalau dibiarkan terus, maka defisit APBN kembali melebar dan tanggungan masalah PLN berakibat pada menyempitnya ruang fiskal," jelasnya kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu yang lalu.
"Ini persoalan serius, kalau ini dibiarkan, maka ini akan terus menjadi parasit dalam APBN kita. Jadi, over supply listrik ini secara langsung jadi parasit menghisap sumber daya fiskal kita untuk kompensasi listrik tadi," lanjutnya.
(pgr/pgr)