CNBC Indonesia Research
Berkaca dari Perang Dunia I & II, PD III akan Segera Terjadi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada abad ke 19, perang dalam skala besar atau yang dikenal dengan perang dunia terjadi sebanyak dua kali. Perang Dunia I terjadi pada 1914 - 1918, kemudian Perang Dunia II pada 1939 - 1945.
Sejak saat itu, perang yang melibatkan banyak negara tersebut tidak pernah terjadi lagi, hingga isu Perang Dunia III kembali muncul sejak tahun lalu. Penyebanya, perang antara Rusia dengan Ukraina yang berlarut-larut, dan eskalasi geopolitik antar negara, China dengan India misalnya.
Perang Dunia I dan II dipicu oleh beberapa faktor. Tetapi jika dilihat keduanya terjadi akibat adanya aliansi.
Pada Perang Dunia I dua aliansi yang berperang. Yang pertama Triple Alliance (Blok Sentral) yakni Jerman, Bulgaria, Turki, Austria-Hongaria dan Italia.
Sementara lawannya Triple Entente (Blok Sekutu) yang beranggotakan Rusia Inggris, Prancis, Portugal, Belgia, Luzemburg, Serbia, Yunani dan Albania. Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya netral ikut pertempuran pada 1917, setelah kapal dagang dan penumpang RMS Lusitania ditorpedo oleh kapal selam Jerman.
AS kemudian membantu Triple Entente, yang pada akhirnya berujung kemenangan.
Pada Perang Dunia II, dua aliansi yang berperang yakni poros Jerman, Italia dan Jepang yang diresmikan melalui Pakta Tripartit. Bulgaria Kroasia, Hungaria Rumania dan Slovakia yang menjadi Blok Poros.
Lawannya yakni Blok Sekutu, yakni AS, Uni Soviet, Inggris, China, Prancis, Belanda, Polandia dan Australia. Blok Sekutu akhirnya memenangi Perang Dunia II.
Bagaimana potensi Perang Dunia III?
Jika melihat dua perang besar sebelumnya, Perang Dunia III kemungkinan kecil akan terjadi. Sebab, pihak yang berseteru belum memiliki atau membentuk aliansi.
Ukraina saat ini memang didukung oleh AS dan Barat. Tetapi itu melalui pasokan senjata dan peralatan tempur.
AS dan Sekutu tidak terlibat langsung dalam perang. Bahkan, salah satu penyebab utama perang yang berlangsung hampir 1 tahun ini karena Ukraina yang berniat bergabung dengan NATO.
Sementara itu Rusia, meski dekat dengan China, tidak secara sah membentuk aliansi. Bahkan China tidak sampai saat ini tidak membantu Rusia dalam perang, di mana Kremlin hanya mendapat bantuan dari Belarusia.
Meski demikian, Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer mengutarakan kesiapan aliansi itu dalam menghadapi konfrontasi langsung dengan Rusia. Hal ini terjadi saat hubungan antara NATO dan Moskow berada dalam titik terpanas akibat perang di Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan TVRTPPortugal, Bauer mengatakan bahwa pihak NATO sudah mempersiapkan hal ini dengan membentuk sejumlah kelompok pertempuran di sepanjang sayap timurnya. Ia memaparkan pakta pertahanan itu akan menambah lagi kekuatan di Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria.
"Saya pikir itu adalah pesan penting bagi Rusia, bahwa postur kita telah berubah, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita siap jika mereka memiliki ide untuk datang ke NATO," ujar Bauer kepada media itu, dikutip Russia Today.
Analis militer dari China menyebut, jika NATO sampai ikut terlibat maka probabilitas terjadinya Perang Dunia III akan semakin meningkat.
"Selama NATO terlibat secara langsung, situasi akan segera berubah menjadi konfrontasi antara NATO dengan Rusia, dan kemungkinan Perang Dunia III pecah di Eropa akan semakin tinggi," kata analis militer China, Song Zhongping kepada Global Times.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Putin Sebut Negara Ini yang Sebenarnya Ingin Caplok Ukraina
(pap/pap)