LPS Kasih Kode Keras, Tren Kenaikan Suku Bunga Berakhir

News - Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
31 January 2023 13:45
Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Acara Konferensi Pers: Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI) Foto: Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Acara Konferensi Pers: Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa optimistis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan di atas 5%, meskipun pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan banyak lembaga internasional melambat.

Dengan begitu, ia memastikan tingkat suku bunga penjaminan juga tidak akan perlu naik lagi ke depannya, seiring dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga tidak akan naik lagi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat terus didorong.

"Artinya kita tidak usah mengetatkan kebijakan. Kalau dari LPS ya, tingkat bunga penjaminan tidak terlalu tinggi lagi, artinya kita punya ruang support pertumbuhan ekonomi domestik, support domestic demand, karena ekonomi 80% domestic demand," kata dia di Komisi XI DPR, Selasa (31/1/2023).

Purbaya menekankan, sudah tidak lagi mengetatnya kebijakan moneter ini karena di Amerika Serikat sendiri leading indicator index dan coincident economic indikator masing-masing berpotensi menurun ke level 110,5 dan 109,6. Data ini katanya menunjukkan Amerika Serikat akan resesi pada tahun ini.

Dengan potensi resesi yang tinggi untuk Amerika Serikat dan inflasi yang sudah mulai menunjukkan penurunan signifikan, bank sentral AS, the Fed, menurut Purbaya akan cenderung memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.

"Kemungkinan besar kalau itu terjadi betulan langkah the Fed untuk menaikkan bunga tidak seagresif sebelumnya. kan kalau di sini takut sekali waktu itu the Fed akan naikkan kita harus naikkan juga. Kalau kita naikin drastis ya ke kita ekonomi akan melambat," tuturnya.

"Jadi walau global gonjang ganjing, kalau kita bisa jaga domestiknya kita masih akan tetap baik prospek pertumbuhan ekonomi nya. Eropa juga sama seperti itu tapi kekuatan domestik kita cukup kuat jadi kita harus jaga daya beli masyarakat dan domestic demand," ucap Purbaya.

Dari sisi domestik, dia menekan berbagai indikator utama juga masih menunjukkan optimisme dari sisi masyarakat maupun pelaku usaha. Tercermin dari Purchasing Manager's Index Manufaktur yang masih di level 50,9 pada Desember 2022 dan indeks kepercayaan konsumen di level 119,9.

"Jadi walau global amburadul, sepertinya kita ada harapan tetap tumbuh baik apalagi kalau didukung kebijakan lebih baik di sisi moneter fiskal yang kami dukung ke belakang," tuturnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jokowi: APBN Harus Dimanfaatkan dan Dikelola Secara Produktif


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading